1. Pengertian
problem solving dan decision making
a. Problem
solving
Proses penyelesaian masalah dimulai
mengumpulkan informasi yang terkait dengan gejala dan masalah yang dihadapi,
hingga kepada penyelesaian masalah yang mungkin dapat dilakukan. Proses tersebut
sering kali dinamakan sebagai proses penyelesaian masalah (problem solving).
b. Decision
making
Menurut beberapa ahli:
Raiph C. Davis (Hasan, 2006): Hasil
pemecahan masalah yang dihadapi dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban
yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan
tentang apa yang dibicarakan dalam hubunganya dengan perencanaan. Keputusan
dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari
rencana semua.
Mary Follet: memberikan definisi
atau pengertian keputusan sebagai suatu atau sebagai hukum sosial. Apabila
semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat, baik
pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukumanya atau ketentuanya, mak tidak
sama dengan mentaati perintah . Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu
merupakan wewenang dari hukum situasi.
2. Langkah-langkap
pengambilan keputusan
a. Mengidentifikasi masalah
Semua individu akan terlibat
masalah maka harus diikut sertakan dalam mendiskusikan masalah tersebut,tutoritas
pembuatan keputusan harus didelegasikan kepada
individu-individu yang sesuai. Setiap masukan mungkin mempunyai
pandangan berbeda maka perawat manajer harus membuat kepastian bahwa setiap
masalah yang teridentifikasi memerlukan perhatian mereka dan tidak dapat
ditangani sendiri oleh orang yang terlibat saja. Untuk memprioritaskan masalah ada tiga pendekatan:
·
Menghadapi masalah dalam urutan
timbulnya
·
Mengatasi masalah yang pali mudah lebih
dahulu
·
Mengatasi masalah yang krisis sebelum
yang lainya
b. Mengumpulkan
dan menganalisa informasi yang berhubungan dengan solusi
Langkah
ini meliputi menentukan spesifikasi untuk dipenuhi dengan solusi melalui
beberapa aktivitas. Perawat manajer mulai mengidentifikasi perbandingan
berbagai alternatif yang memungkinkan dengan hasil yang diinginkan dengan
berbagai sumber-sumber yang tersedia
c. Mengevaluasi
semua alternatif dan memilih satu untuk implementasi
Setiap
alternatif harus secara sistematis
dievaluasi terhadap evisiensi dan keefektifanya dalam menyelesaikan hasil yang
diharapkan serta kemungkinan pencapaian dengan sumber-sumber yang ada atau
dapat diperoleh. Alternatif yang memberikan kemungkinan paling besar dari hasil
yang diharapkan dapat diterima dengan menggunakan sumber yang tersedia adalah
paling mungkin untuk diteliti.
d. Mengimplemetasikan
Alternatif yang terpilih
Pengetahuan
dan keterampilan dalam pembuat keputusan mengubah alternatif kedalam tindakan
dengan menyelesaikan rencana yang perlu dengan melibatkan urutan dari
langkah-langkah yang perlu dan menyiapkan individu untuk mengimplementasikan
solusi secara alternatif dengan mengkomunikasikan proses dengan semua
keterlibatan
e. Memantau
implementasi dan mengevaluasi hasil
Manajer
keperawatan memandingkan hasil aktual dengan hasil yang diantisipasi dan membuat
modivikasi yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diharapakan.
3. Faktor-Faktor
yang mempengaruhi pengambilan keputusan
Menurut Simamora (2012) faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan adalah faktor-faktor yang terkait emosi,
hubungan antara manusia, faktor tradisi, lingkungan, dan lain sebagainya.
Kemudian terdapat enam faktor lain
yang mempengaruhi pengambilan keputusan (Terry, 1989)
a. Fisik,
didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau
kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa
tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
b. Emosional,
didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan beraksi pada suatu situasi
secara subyektif
c. Rasional,
didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi
dan berbagai konsekuensinya
d. Partikal,
didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang
akan menilai potensi diri dan
kepercayaan dirinya melaluia keterampilanya dalam bertindak.
e. Interpersonal,
didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada hbungan antara satu orang
keorang lainya dapatmempengaruhi tindakan individual.
f. Struktural,
didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin
memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu
Selanjutnya,
John D. Miler dalam Murtono (2009) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan adalah: jenis kelamin, peranan pengambilan
keputusan, dan keterbatasan kemampuan
4. Susuna
langkah pemecahan masalah dari kasus yang ada
a. Identikasi
masalah
Terjadi
ketidakharmonisan antara perawat lulusan D3 dan SPK terkait dengan tugas dan
tangung jawabnya dalam melayani pasien walaupun sudah senior dan berpengalaman,
perawat dengan lulusan SPK seringkali berangapan bahwa dirinya tidak kompeten
dan melimpahkan tugas pada lulusan D3 keperawatan.
b. Mengumpulkan
dan menganalisa informasi yang berhubungan dengan solusi
·
Brainstorming dengan semua perawat untuk
menyampaikan informasi permasalahn kemudian usulan untuk solusinya (pertemuan
dipimpin oleh orang yang mampu mengendalikan proses pertemuan) : alternatif
solusi
ü Tekankan
job desk masing-masing sesuai dengan kompetensi.
ü Susun
bersamametode Asuhan keperawatan yang sesuai dengan 6 M: susun SOP jenis asuhan
yang disepakati jika ada masukan / usulan yang terkendala, masukan itu kita
tampung terdahulu.
ü Jika
tidak bisa mencapai kesepakatan bersama untuk karyawan yang dirasaka atau
dianggap sebagai sumber permasaahan dilakukan pendekatan personal dan jika
tetap tidak menemukan solusi, maka lakukan rotasi keruangan diman karyawan
tersebut memungkinkan untuk berkembang.
c. Menguji
alternatif dan memilih satu untuk diimplementasi
·
Alternatif 1 dan 2, kemungkinanya setiap
perawat bisa memahami dan menerima serta melaksanakan sesuai job desk
masing-masing
·
Adanya kerjasama antara individu atau
perawat yang difasilitasi oleh metode keperawatan yang kita pilih.
Kemungkinan
kekuranganya:
Bur]tuh
waktu yang lama untuk pemahaman metode serta terjalin kerjasama anatar
individu.
Alternati
ke 3
Kemungkinan
positif:
ü Jika
tida dicapai suatu kondisi yang ondusif maka dengan rotasi perawart yang
menjadi permasalahan diharapkan terjadi suasana atau iklim ruangan yang
kondusif
Kemungkinan
Negatif:
Ø Tidak
semua rotasi itu dianggap sebagai bentuk pengembangan. Sering dianggap sebagai
punishmen dan ada kemungkinan timbul masalah baru ditempat baru
Ø Jika
dengan rotasi karyawan terjadi kekurangan tenaga diruang tersebut dan
membutuhkan SDM tambahan / yang baru membutuhkan penyusaian atau daptasi baik
keterampilan dan hubungan antara karyawan.
Ø Tidak
ada jaminan dengan pengantian orang, orang yang baru tersebut bisa membuat
suasana menjadi kondusif
d. Bertindak
atau
Berdasarkan
kemungkinan alternatif diatas, melihat dari positis lebih banyak maka kita
laksanakan alternatif 1 dan 2.
Kasus
2:
Disebuah bangsal penyakit dalam suatu RS yang
mempunyai kapasitas 30 TT, dan mempunyai tenaga perawat 22 lulusan D3 dan 5
perawat lulusan SPK.
Terjadi
ketidakharmonisan antara perawat lulusan D3 dan SPK, terkait dengan tugas dan
tanggunh jawabnya dalam melayani pasien, walaupun sudah senior dan
berpengalaman, perawat dengan lulusan SPKsering kali berangapan bahwa dirinya
tidak kompeten, dan melimpahkan tugas kepada lulusan D3 keperawatan. Sebagai
kepala ruang dibangsal tersebut, diskusikan hal berikut:
1. Pengertian
problem solving dan decision making
2. Langkah-langkah
pengambilan keputusan
3. Faktor
yang mempengaruhi pengambilan keputusan
4. Susunlah
langkah pemecahan masalah dari kasus diatas
5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar