TUGAS FARMAKOLOGI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
PEMBERIAN OBAT SISTEM REPRODUKSI
Anggota Kelompok
Vinsesius Bate 1303037
Manggarai
PROGRAM STUDI S1 B
STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2014
A.
Obat – obatan yang berkaitan dengan siklus reproduksi
wanita
1.
Obat terapeutik dalam kehamilan
Indikasi yang paling umum untuk pemakaian obat terapeutik
selama kehamilan adalah untuk tambahan nutrisional dengan zat besi, vitamin,
dan mineral dan pengobatan mual dan muntah, keasaman lambung dan nyeri ringan.
a.
Zat besi
Selama kehamilan, kira – kira jumlah zat besi yang
diperlukan dua kali keadaan normal untuk memenuhi kebutuhan tiap hari bagi ibu
dan janin.
Kebutuhan ibu hamil akan zat besi adalah 2x lebih besar
dari kondisi normal à Saat hamil 30 mg.
Suplemen zat besi mulai diberikan pada trimester kedua. Dianjurkan diminum
setelah makan makanan yang dapat membantu penyerapan zat besi (daging, asam
folat, vit C à sayuran hijau). Hindari minum zat besi bersama kalsium (susu).
Efek samping yang paling sering adalah nausea,
konstipasi, tinja berwarna pepigastrik, muntah, dan diare. Selain itu, jika
bentuk cairan tidak dicairkan dan diberikan dengan memakai sedotan plastik,
bisa timbul mengubah warna gigi sementara waktu.
b.
Asam Folat
Selama kehamilan asam folat adalah diperlukan dalam
jumlah yang lebih banyak. Defisiensi asam folat di awal kehamilan dapat
menyebabkan aborsi spontaneus atau defek kelahiran, kelahiran prematur, berat
badan lahir yang rendah dan solutio plasenta. Kebutuhan asam folat yang
direkomendasikan untuk sehari adalah 180 g. Untuk kehamilan diperlukan asam
folat sebanyak 400 sampai 800 g.Bahan makanan yang mengandung asam folat adalah:
hati, ginjal,
sayur mayur berwarna hijau.Manfaat Asam
Folat:Untuk sintesis DNA (Desoxyribonucleic Acid) danRNA (Ribonucleic Acid), memetabolisme inti sel, pematangan sel.
Efek samping mencakup bronkospasme alergi, ruam kulit,
pruritus, eritema, dan malaise
2.
Obat untuk gangguan pada kehamilan
a.
Nausea dan muntah
88% ibu hamil trimester 1 mengeluh mual dan muntah
(Morning Sickness atau yang lebih parah yaitu Hyperemesis Gravidarum). Dapat disebabkan : peningkatan hormon gonadotropin
korionik, perubahan metabolisme karbohidrat dan perubahan emosi.
Akibat dari hyperemesis gravidarum bagi janin adalah
bisa berbahaya karena janin mengalami ketosis, dehidrasi dan malnutrisi yang
bisa sebabkan retardasi pertumbuhan.
1)
Antikolinergik
antihistamin
Tidak terbukti teratogenik, tersedia sebagai obat bebas,
bekerja pada labirin, SSP, menghambat daerah pemicu kemoreseptor, yang bekerja
pada pusat muntah, lama kerja 8 – 24 jam, waktu paruh 6 jam, efeknya meningkat
bersama alkohol, transkuliser, narkotik, kini jarang dipakai, kategori
kehamilan B.
Efek samping pusing, rasa mengantuk, mulut dan hidung
kering, pandangan kabur, diplopia, retensi urine, urtikaria, ruam kulit, dan
sakit kepala. Efek kardiovaskulr meliputi hipotensi, palpitasi dan takikardia.
2)
Antidopaminnergik
fenotiazin
Bekerja sentral dengan menghambat CTZ, diikuti dengan
kerja pada pusat muntah, kategori kehamilan C, tidak dianjurkan pemakaiannya
kecuali gejala – gejala sangat berat dan terus menerus sehingga dokter yakin
bahwa keuntungan pemakaiannya melebihi bahaya yang timbul yaitu ikterus yang
berkepanjangan, tanda – tanda ekstrapiramidal, hiporefleksia atau hiperefleksia
pada bayi baru lahir.
Efek samping dapat menyebabkan euforia, reaksi
hipersensitivitas, pusing, hipotensi rasa mengantuk, sakit kepala, gejala
ekstrapiramidal, pandangan kabur, mulut keringm rasa metalik, retensi urine,
leukopenia transiet.
3)
Agen – agen lain
larutan karbohidrat forforasi
Larutan karbohidrat hiperosmilar dengan asam fosforat
bekerja langsung pada dinding saluran gastrointestinal untuk mengurangi
kontraksi otot polos, memperlambat waktu pengosongan lambung dan meredakan mual
dan muntah, preparat obat bebas.
Efek samping sakit perut dan diare dapat timbul dari
pemaparan yang lama dari dosis besar fruktosa.
b.
Nyeri ulu hati
Penanganan pertama
adalah terapi non farmakologi, sebelum bangun pagi makan biskuit asin,
roti bakar, sereal kering atau pisang, hindari makanan dengan banyak rempah –
rempah, sering makan dalam porsi kecil, minum jus buah diantara selang waktu
makan, makan makanan ringan tinggi protein sebelum tidur, berhenti merokok dan
minuman beralkohol. Anjurkan minum minuman yang mengandung glukosa garam
(contoh oralit). Mulai pengobatan terapeutik dengan memberi vitamin B6, 50-100 mg 2 kali sehari.Bila belum ada
perbaikan berikan tablet meklozin 25 mg bersama piridoksin pada pagi dan malam
hari.Bila belum ada perbaikan – bawa ke RS untuk hindari resiko ketosis dan
dehidrasi. Bila gejala
muntah karena faktor psikotik, perlu
diberi klorpromazin (largactil) atau haloperidol (Serenase).
Efek samping utama adalah perubahan kebiasaan buang air
besar, mual, muntah, alkalosis, dan hipermagnesemia.
c.
Nyeri
Nyeri
kepala, sakit punggung, nyeri sendi dan cidera ringan sering terjadi saat hamil
Penanganan pertama : tindakan nonfarmakologi,
meliputi : istirahat, lingkungan yg tidak tegang, latihan relaksasi, es batu,
panas, perubahan posisi, gerak tubuh yang
lebih baik, mengganti model sepatu.
1)
Asetaminofen(Tylenol, Datril, Panadol, Paracetamol)
Dipakai untuk jangka pendek, dapat menembus plasenta dan
terdapat juga dalam air susu ibu dengan konsentrasi kecil. Pemakaian tidak
boleh lebih dari 12 tablet/hari(@ 325 mg) atau maksimal 8 tablet/hari (@ 500
mg).
Efek samping Erupsi kulit, urtikaria, mudah memar,
eritema, hipoglikemi, ikterik, anemia hemolitik, netropeni, lekopeni,
pansitopenia, trombositopeni. Tidak boleh dipakai pada klien yang
hipersensitivitas terhadap obat ini. Hati-hati pada klien yang mungkin
mendapatkan infeksi karena obat ini dapat menutupi gejala infeksi
2)
Aspirin
Memiliki sifat analgetik, antipiretik dan antiinflamasi.
Dapat menghambat permulaan persalinan dan memperpanjang persalinan karena
pengaruhnya thd kontraksi uterus. Bila dipakai pada trimester akhir dapat
menimbulkan resiko perdarahan saat melahirkan. Dapat meningkatkan resiko anemia
pada kehamilan dan perdarahan antepartum. Jika diminum pada 2 bulan sebelum
melahirkan dapat mempengaruhi hemostasis bayi à
platelet tidak dapat beragregasi untuk membentuk bekuan dan hal ini terjadi
ireversibel, bayi harus menunggu sampai sumsum tulang membentuk platelet baru
Asuhan
keperawatan
a.
Pengkajian
Kumpulkan riwayat penyakit dan pengobatan selengkap
mungkin
1) Dapatkan
tanda vital dasar untuk dibandingkan dengan hasil pemeriksaan selanjutnya
selama prenatal
2) Identifikasi
pada klien yang beresiko tinggi terhadap penyalahgunaan obat
3) Kaji
riwayat pemakaian obat untuk menentukan apakah adanya gangguan absorbsi karena
antasid
4) Tinjau
riwayat klien yg masuk untuk bersalin dalam kaitannya penggunaan aspirin selama
kehamilan à
antisipasi perdarahan.
5) Kaji
riwayat penggunaan alkohol, penyakit hati, infeksi virus, gangguan ginjal.
b.
Perencanaan
Klien akan memakai obat selama kehamilannya sesuai
nasehat.
Intervensi keperawatan:
1)
Kenalilah bahwa pemakaian obat mungkin
merupakan bagian dari
penyalahgunaan obat dan
mungkin juga melibatkan infeksi maternal neonatal.
2) Tekankan
tentang perawatan prenatal/ ANC dan bicarakan rasa ketakutan klien mungkin
membutuhkan bantuan profesional.
3) Tanyakan
klien tentang mual, konstipasi danperubahan kebiasaan BAB jika klien memakai
preparat besi.
4) Encerkan
prepareat besi cair dan berikan dengan sedotan plastik untuk mencegah gangguan
warna gigi.
5)
Simpan tablet besi pada
tempat yang tahan sinar.
c.
Penyuluhan kepada
klien
1)
Nasehati ibu hamil yang merokok, minum
alkohol, kopi mungkin dapat
menimbulkan kerugian pada
janin.
2) Tekankan
bahwa obat bebas harus dipakai dalam dosis kecil dan waktu yang sesingkat
mungkin.
3) Nasehati
klien untuk tdk merencanakan menyusui jika dia memakai obat terlarang.
4) Ajarkan
agar membatasi minum kopi 1-2 cangkir sehari.
5) Ajarkan
agar klien untuk tidak minum kopi dalam jumlah yang banyak sekaligus tetapi
membagi rata dalam sehari karena kafein sampai kejanin dengan cepat dan janin
tidak bisa memetabolisasikannya, kafein dapat menurunkan aliran darah
intervilus plasenta.
6) Anjurkan
agar klien membuat kopi dengan encer.
7) Anjurkan
klien untuk memakai teh herbal secara berhati-hati karena kemungkinan
kandunganyang berbahaya.
8) Jika
klien akan menyususi beritahukan bahwa 1% dari kafein yg diminumnya akan sampai
di ASI dalam waktu 15 menit.
9) Beritahukan
agar klien tidak minum alkohol selamahamil.
10) Nasehati
agar klien tidak mengkonsumsi nikotin
11) Beritahukan
pada klien bahwa merokok dapat hilangkan zat gizi: vit A, C, asam folat,
kobalamin, kalsium.
12) Beritahukan
klien agar menyimpan tablet besi yang tidak terjangkau anak-anak.
13) Beritahukan
klien tentang sumber tablet besi: hati, kacang, biji-bijian, bayem, brokoli,
sereal
14) Anjurkan
klien untuk menelan tablet besi 1 jam sebelum makan.
15) Jelaskan
klien agar tidak memakai antasid bersamatablet besi karena antasid dapat
mengganggupenyerapan tablet besi. à
minum dalam selang 2 jam
16) Anjurkan
klien untuk menelan tablet besi secara utuh, tidak mengunyah.
17) Jelaskan
pada klien mungkin akan terjadi perubahan BAB bila memakai antasid.
18) Jelaskan
bahwa antasid tidak boleh dipakai dalam selang 1 jam setelah menelan tablet
salut gula.
19) Nasehati
klien untuk menyimpan antasid cair pada suhu ruang, tidak membekukannya, kocok
sebelum dipakai.
20) Nasehati
agar tidamengkonsumsi aspirin terutama pada trimester ke 3
21) Jelaskan
agar klien tidak memakai obat antiradang bukan steroid dengan asetaminofen.
3.
Obat – obat yang mengurangi motilitas uterus
Merupakan terapi untuk mengurangi motilitas uterus
(pergerakan spontan uterus) supaya tersedia lebih banyak waktu untuk janin
matang à Terapi Tokolitik. Digunakan untuk mengatasi persalinan
preterm (persalinan terjadi antara 20-37 minggu dengan BB bayi 500-2499 gm)
a.
Ritrodin ( yutopar
)
Dosis 150 mg ritrodin dalam
cairan 500 ml glukosa, 10-20 ml/ jam, naikkan sebanyak 10 ml/jam setiap 15
menit sampai mencapai kontraksi dg selang lebih 15 menit. Dosis maksimum 70
ml/jam, kurangi terapi jika kontraksi sdh berkurang. - PO: 10-20 mg 30 menit
sblm menghentikan ritrodin IV.
Farmakokinetik : PO : 30 %, distribusi PP : 32% menembus plasenta, kemungkinan
menembus sawar darah otak. Farmakodinamik ; PO mula 30 menit, P : 30 – 60 menit
, L : 4 -6 jam, IV mula 5 menit.
Kontraindikasi : kehamilan kurang dari 20 minggu; keadaan dimana
mempertahankan kehamilan berbahaya, misalnya perdarahan antepartum kematian
janin dalam uterus; keadan – keadaan tertentu dari ibu yang sudah ada
sebelumnya. Efek samping tremor, malaise, lemas, sesak napas, takikardiam
palpitasi meningkatnya tekanan sistolik, nyeri dada, mual, muntah, diare,
hiperglikemia, hipokalemia.
b.
Terbutalin (
brethine )
Diberikan dengan sub kutan.
Dosis awal 0,25 mg SC, kemudian 0,1 mg SC setiap 4 jam untuk rumatan, kemudian
Po 2,5-5 mg setiap 4-6 jam.
c.
Magnesium sulfat
Suatu antagonis kalsium dan penekan sistem saraf pusat,
merelaksasikanotot polos uterus dengan cara menggantikan posisi kalsium. Obat
ini diekskresikan oleh ginjal dan menembus plasenta. Dosis awal yang besar kira
– kira 4 g, diikuti oleh dosis perawatan sebesar kira – kira 20 g magnesium
sulfat dalam 1000ml cairan infus. Efek samping
meliputi ruam kulit, rasa panas, berkeringat, kelopak mata berat, berkurangnya
persepsi sensoris, bicara banyak, bertambahnya denyut nadi, hipotermi,
hipotensi, penurunan kerja gastrointestinal, penekanan refleks, hipokalsemia,
toksisitas magnesium. Efek samping pada janin dan neonatus meliputi nilai APGAR
rendah pada saat lahir, hipotonia, letargi, lemas, respons mengisap buruk, dan
melambatnya motilitas gastrointestinal.
Asuhan
keperawatan
a.
Pengkajian
1)
Identifikasi klien
hamil dengan risiko praterm.
2)
Dapatkan riwayat
kehamilan, PF lengkap, tanda vital, DJJ, skrining infeksi dengan tes urin
3)
Dapat persetujuan
klien untuk mendapatkan obat tokolitik.
b.
Perencanaan:
Kontraksi praterm klien akan hilang dengan istirahat
berbaring kekiri, menambah masukan cairan, terapi tokolitik sesuai program
dokter.
Intervensi keperawatan:
1)
Pantau dan periksa
aktifitas uterus, DJJ sebelum, selama dan selama 1 jam setelah infus
dihentikan.
2)
Jaga posisi klien
agar tetap berada pada posisi lateral selama mungkin
3)
Pantau tanda vital
ibu dan janin
4)
Beritahu dokter
jika disritmia terdengar pada auskultasi.
c.
Evaluasi
1)
Evaluasi
efektivitas dari obat tokolitik dengan mencatat hilangnya persalinan preterm
2)
Evaluasi pengertian
klien tentang tindakan – tindakan nonfarmakologi untuk meredakan kontrasi
preterm
3)
Teruskan memamtau
klien dan tanda – tanda vital. Segera laporkan bila ada perubahan.
4.
Terapi surfactan pada persalinan preterm
Surfaktan dibuat dari 2 fosfolipid utama: sfingomielin dan
lesitin.Sfingomielin terbentuk lebih banyak sejak minggu ke 24 kehamilan.
Lesitin puncak pembentukan usia kehamilan 33-35 minggu. Fungsi lesitin untuk
pngembangan alveoli paru sehingga tidak menguncup setelah bayi lahir.
a.
Betametason
(Celestone).
Dosis IM 12 mg setiap 12 jam 2 kali.Efek samping yg
merugikan: kejang, sakit kepala, vertigo, edema, hipertensi, keringat banyak,
petekie, ekimosis, eritema pada wajah.
Asuhan
keperawatan
a.
Pengkajian
1)
Kaji riwayat
hipersesitivitas
2)
Kaji tanda tanda
vital dan laporkan temuan yang abnormal
3)
Kaji DJJ
4)
Kaji penglihatan
bayi
b.
Perencanaan
1)
Klien tidak akan
melahirkan dalam waktu 24 jam setelah menerima pengobatan dengan betametason
2)
Observasi terhadap
kesukaran bernapas
3)
Pertahankan
keakuratan pencatatan asupan dan haluaran
4)
Kocok suspensi
dengan baik. Hindari pemajnana terhadap cahaya atau panas yang berlebihna.
5)
Suntikan pada otot
yang besar, jangan pada deltoid, untuk menghindari atrofi lokal yang insidennya
tinggi.
6)
Periksa glukosa
darah pada penderita diabetik
7)
Periksa data
laboratorium untuk elektrolit
c.
Penyuluhan
1)
Beritahukan klien
segera untuk melaporkan adanya kesukaran bernapas, kelemahan dan pusing
2)
Beritahukan klien
untuk melaporkan perubahan tinja, mudah memar, perdarahan, pandangan kabur,
bertambahnya berat badan yang tidak wajar.
3)
Nasihati klien
untuk menghindari alkohol dan membatasi kafein sedapat mungkin
4)
Beritahukan klien
untuk menghindari pemajanan terhadap infeksi.
d.
Evaluasi
1)
Terus memantau
tanda – tanda vital klien laporkan perubahan
2)
Teruskan memantau
DJJ
3)
Pantau keadaan
hipoglikemia pada janin / neonatus dan adanya sepsis neonatal.
5.
Obat untuk hipertensi pada kehamilan
Merupakan komplikasi akibat kehamilan paling sering.
Pre-eklamsi : ada hipertensi, proteinuria, edema setelah hamil 20 minggu dapat
berlanjut menjadi eklamsi : ada kejang. Penanganan : dukungan psikologis,
pencegahan kejang dan melahirkan bayi
a.
Magnesium sulfat
(lihat tabel)
Dosis pembebanan : 4g dalam 20 – 30 menit, IV infus
dengan menggunakan piggyback pompa. Dosis rumatan 1- 2 g/jam IV dengan
menggunakan pompa infus konstan dalam mode piggyback. Peningkatan kadar
magnesium darah (ruam kulit, bertambah panas, berkeringat, haus, ingin tidur,
kelopak mata berat dan berkurangnya tonus otot. Indikasi : mencegah dan
mengobati kejang yang berhubungan dengan hipertensi akibat kehamilan. Dapat
terjadi penurunan DJJ, APGAR rendah bila
dipakai mendekati persalinan, hipotonia, letargi, kelemahan, kemungkinan
distress pernafasan.
b.
Hidralazin
IV : 100 mg dalamnormal salin 1000 ml dengan pompa infus
yang dititrasi pada 6- 12 mg/jam untuk menjaga TD pada nilai tertentu. IV yang
didorong 5- 10 mgIV perlahan – lahan. Indikasi : agen antihipertensi. Bekerja
dengan menimbulkan vasodilatasi arteriola. Biasnyan menurunkan TD diastolik
lebih banyak daripada sistolik. Dapat terjadi sakit kepala, mual, muntah,
sumbatan hidung, pusing, takikardia, palpitasi, angina pektoris. Pada janin dan
neonatus observasi adanya penurunan mendadak tekanan darah ibu menyebabkan
hipoksia janin. Obat yang diminum sendiri. Banyak ibu hamil minum macam-macam
obat tanpa resep. Obat tersebut mencakup: produk seperti nikotin, alkohol,
yodium dan analgesik.
c.
Nikotin
Efek yang diakibatkan oleh nikotin berhubungan langsung
dengan jumlah batang rokok yang diisap, dengan gejala: BBLR, keguguran, lahir
tidakcukup bulan, lahir mati, kematian neonatal, abruptio plasenta, plasenta
previa, ruptur membran prematur/ tertunda. Nikotin adalah sebuah vasokontriktor
àmenyempitkan
pembuluh darah plasenta. Merokok meningkatkan viskositas darah à darah agak kental à menghambat aliran darah. Mengurangi transportasi oksigen
ke janin (saat oksigen dibutuhkan untuk pembelahan sel perkembangan otakà akibatkan gangguan perkembangan mental &
perkembangan umumnya. à punya skor rendah
tentang kemampuan baca, kosa kata, IQ, kesanggupan kognitif dan matematika.
Asuhan
keperawatan
a.
Pengkajian
Dapatkan tanda – tanda vital dasar untuk bahan
perbandingan dengan hasil pemeriksaan di masa mendatang.
b.
Perencanaan
Tekanan darah klien akan berada dalam nilai normal
Intervensi
1)
Pemantauan
elektrolit janin secara berkelanjutan
2)
Sediakan penghisap
jalan napas dan peralatan resusitasi
3)
Harus tersedia
antidot di sisi tempat tisur
4)
Biarkan klien
berada dalam posisi miring ke kiri di dalam ruangan yang gelap dan tenang
5)
Untuk pemberian IM
harus dipergunakan teknik Z track
6)
Pantau tekanan
darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan
7)
Pantau temperatur
tubuh
8)
Periksa adanya
albumin dalam urin
9)
Jaga agar tekanan
diastolik berada antara 90- 110 mmHq
10) Amati adanya perubahan dalam tingkat kesadaran
11) Pantau masukan dan keluaran
c.
Penyuluhan
1)
Sediakan konseling
gizi
2)
Ajari klien
mengenai bagaimana dan jelaskan mengapa harus beristirahat pada posisi berbaring
ke kiri
3)
Jelaskan kepada
klien bahwa kesejahteraan janin akan dinilai melalui studi profil biofisik
4)
Ajari klien
mengenai tanda – tanda dan gejala kemunduran yang lebih lanjut akibat PIH
5)
Jelaskan kepada
klien bahwa berat badannya harus ditimabng setiap hari
6.
Obat – obat untuk mengendalikan nyeri selama persalinan
Persalinan dan prose melahirkan adalah suatu kejadian
yang menguatirkan bagi kebanyakan klien. Sangatlah penting untuk menyadari
bahwa sewaktu kala pertama persalinan mulai kualitas kontraksi rahim menjadi
semakin kuat dan lamanya menjadi semakin panjang sehingga waktu di sela
kontraksi menjadi semakin singkat. Obat untuk mengurangi rasa nyeri harus
diseleksi untuk menghilangkan atau mengurangi efek samping dari obat – obat ini
baik untuk janin / bayi baru lahir dan untuk ibu sepanjang sisa proses
persalinan dan kelahiran. Obat – obat sistemik yang diberikan untuk
mengendalikan nyeri selama kehamilan meliputi sedatif-hipnotik, agonis
narkotik, dan campuran agonis –antagonis narkotik.
a.
Barbiturat.
Natrium sekobarbital (sekonal), Pentobarbital
(nembutal):
IM 5-100 mg, PO 100-200 mg. Tidak meredakan nyeri. Untuk menginduksi
tidur, kurangi kecemasan, memberikan istirahat, menghambat kontraksi
uterus.Punya efek pada SSP neonatus à
penurunan respon dan menghisap. Efek samping
mencakup meningkatnya nyeri dan eksitabilitas paradoksikal, letargi, suasana
hati melemah, persepsi sensori berkurang, dan hipotensi. Berkurangnya variasi
denyut jantung pada janin dan penekanan pernafasan, mengantuk, menyusui
terhambat dengan respon mengisap yang buruk.
b. Transkuilizer.
Prometasin HCl (Phenergan), Hidroxizin HCl
(Vistaril), Propiomazin
(Largon). Mengurangi mual dan
muntah, meredakan kecemasan, meningkatkan sedasi. Efek samping pada klien meliputi delirium,
disorientasi, sangat mengantuk, pusing, hipotensi, takikardi, penglihatan
kabur, sakit kepala, gelisah, lemah, dan retensi air kemih dengan prometasin,
mulut kering, retensi urine, dan konstipasi dengan hidroksizin. Pengurangan
variabitas denyut dapat terjadi pada janin, dan neonatus dapat mengalami
depresi SSP sedang, hipotoni, letargi, sukar makan, dan hipotermi.
c.
NarkotikAnalgeti
Meperidin (Demerol), Morpin, Pentanil. Tidak menghilangkan nyeri, menurunkan persepsi
nyeri, memberikan dampak
istirahat dan relaksasi diantara kontraksi.
Efek samping mencakup berkurangnya pernapasan, hipotensi ortotastik, mengantuk,
mual, muntah, gatal, berkeringat, tremor, palpitasi, takikardi, dan delirium
dengan meperidin, dan sedasi, berkeringat, pusing, dan urtikaria dengan
alfaprodin. Depresi SSP pada neonatus dan berkurangnya variabilitas denyut pada
pemantauan DJJ dapat juga timbul.
d.
Antagonis
Nalbufin (Nubain), Butorfanol
(Stadol), Pentazocin (Talwin). Memblok reseptor à
depresi pernafasan. mengurangi
mual dan muntah. Efek samping
dapat menimbulkan mual, berkeringat, tangan basah berkeringat, sedasi, vertigo,
letargi, sakit kepala dan ruam kulit. Efek samping pada janin dan neonatus
meliputi berkurangnya variabilitas denyut pada pemantauan DJJ, depresi SSP
sedang, hipotonia saat lahir, dan depresi tingkah laku ringan.
Asuhan
keperawatan
a.
Pengkajian
1)
Kaji derajat
relaksasi dan pola persalinan klien dalam keadaan normal yang diharapkan.
2)
Kaji tingkah laku
verbal dan non verbal
3)
Dapatkan data dasar
tanda vital, kontraksi uterus, pelunakan dan dilatasi serviks, DJJ, sebelum
pemberian analgetik à untuk membandingkan.
b.
Perencanaan:
Nyeri persalinan dpt dikendalikan tanpa efek samping yang
berarti.
Intervensi keperawatan:
1)
Tawarkan analgetik
yg sesuai dengan tingkat dan fase persalinan.
2)
Catat pemberian
obat bagian pemantauan janin
3)
Siapkan tindakan
penyelamatan yang memadai setelah pemberian obat yang dapat mengubah persepsi sensori
c.
Penyuluhan
Sebelum memberikan obat ke klien pastikan bahwa dia
mengetahui obat apa yang diberikan tersebut, bagaimana cara pemberiannya, efek
yang diharapkan terjadi pada persalinan dan kemungkinan pengaruhnya terhadap
janin dan bayi baru lahir. Katakan pada klien bahwa kebanyakan obat yang
dipakai untuk meredakan nyeri pada kehamilan tidak diberikan per oral karena
fungsi gastrointestinal yang menurun selama persalinan dan absorbsi berkurang.
d.
Evaluasi
Repon ibu dan janin terhadap obat yang diberikan dan
catat menurut protokol obat tersebut.
7.
Obat untuk meningkatkan motilitas uterus
Ketika efek oksitoksin
alami tidak mencukupi maka diperlukan oksitoksin
sintesis untuk merangsang kontrasi otot polos uterus dalam masa persalinan
(untuk induksi).
Indikasi
induksi dalam persalinan
Hipertensi akibat
kehamilan, Hipertensi maternal kronik,
Ketuban pecah dini (KPD) > 24 jam sblm waktunya, Korioamniosintesis,
Postmatur > 42 minggu, Retardasi pertumbuhan intrauterin, DM maternal,
Penyakit ginjal maternal, Isoimunisasi Rh, Kematian janin intrauterine.
Kontraindikasi induksi persalinan
Disproporsi kepala janin dan pelvik, Presentasi janin yg
tdk menguntungkan (lintang, sungsang), Distres janin, Prematur, Plasenta
previa, Solutio plasenta, Hypertensi berat akibat kehamilan, Grande multipara,
dan Gemili
Riwayat
trauma uterus
Pernah operasi besar pd daerah serviks dan uterus,
hydramnion. Jenis obat untuk meningkatkan motilitas uterus
1)
Oksitoksin
(Pitocin, Syntosinon).
Efek terapeutik: Induksi dan mempercepat persalinan,
mencegah perdarahan akibat atonia uteri. Efek samping efek maternal hanya pada
pemakaian IV : hipotensi, hipertensi, mual, muntah, konstipasi, berkurangnya
aliran darah uterus, ruam kulit, anoreksia. Kontra indikasi ; toksemia,
disproporsi sefalopelvik, distres janin, hipersensitivitas, persalinan
nonvaginal yang telah diantisipasi, kehamilan. Farmakokinetik diabsorbsi dengan
baik melalui mukosa hidung. Distribusi PP : rendah, luas didistribusi pada
cairan ekstraseluler, terdapat dalam jumlah sedikit dalam sirkulasi janin.
Metabolisme t1/2 1-9 menit dengan cepat dimetabolisme oleh hati. Farmakodinamik
: IV 10 u ditambahkan dalam 1 liter larutan elektrolit atau dektrose (10
mU/ml), mulai dengan 0,5 U/menit, ditingkatkan secara bertahap sampai kontraksi
uterus berjarak sekitar 3 menit dan kuat. IM 10 U setelah plasenta lahir.
2)
Ergonovin Maleat
(Ergotrate).
PO: 0,2-0,4 mg (1-2 Tblt) setiap 6-12jam selama 48 jam.
IM: 0,2 mg setiap 2-4 jam maks 5 dosis. IV: 0,2 mg (hanya untuk perdarahan
berat). Mencegah perdarahan postpartum atau postaborsi.Pemakaian IV hanya dlm
keadaan darurat. Indikasi: penyakit arteria koroner, hipertensi, hipertensi
akibat kehamilan, Kontraindikasi:
sebelum plasenta lahir.
3)
Metilergonovin
(Methergine).
PO: 0,2-0,4 mg
setiap 6-12 jam maksimum 1 minggu.IM: 0,2 mg setelah melahirkan bahu anterior,
setelah melahirkan plasenta, pospartum,
ulangi setiap 2-4jam. IV
sama dengan IM tetapi perlahan-lahan, dengan pemantauan TD.
Mencegah dan mengobati perdarahan post partum, subinvolusio. Tidak diberikan IV rutin karena kemungkinan terjadi hipo mendadak.
Asuhan
keperawatan
a.
Pengkajian.
Induksi dengan oksitoksin: Dapatkan data yg akurat
sebelum memulai infus, data tersebut mengenai: nadi, tekanan darah ibu,
kontraksi uterus, DJJ.
b.
Perencanaan:
1)
Oksitoksin akan
meningkatkan kontraksi uterus tanpa
menimbulkan reaksi yang merugikan.
2)
Tanda vital klien
akan tetap berada dlm batas yg diharapkan selama pengobatan berlangsung.
c.
Intervensi
Keperawatan
Induksi dg Oksitoksin:
1)
Siapkan obat
magnesium sulfat atau yg lain untuk antisipasi timbulnya hipertonisiras.
2)
Siapkan oksigen
3)
Pantau input dan
output cairan setiap 2 jam
4)
Pantau nadi-TD ibu,
DJJ sebelum meningkatkan infus oksitoksin.
5)
Pertahankan posisi
pasien miring kekiri / duduk untuk meningkatkan perfusi ke plasenta.
6)
Tetap awasi tanda
ruptur uteri.
7)
Dengan ergonovin
dan metylergonovin
8)
Pantau TD klien
sblm dan selama pemberian obat.
9)
Pantau status
uterus sblm pemberian obat
10) Periksa lokea klien: jenis, warna, bau dan jumlah yg
dikeluarkan sebelum obat diberikan.
11) Lindungi obat dr terkena cahaya.
12) Observasi gejala efek samping keracunan ergot: TD
sistolik meningkat 25 mm Hg, TD diastolik meningkat 20 mmHg dari nilai dasar.
2.
Obat – obat yang berkaitan dengan kesehatan dan kelainan
pada wanita
Diantara sedemikian banyak metode kontrasepsi yang
ada sekarang, kontrasepsi oral yang Memakai terapi hormon memiliki banyak
penggemar karena kemudahan dan efektivitassnya yang tinggi danrelatif aman
untuk kebanyakan wanita. Terdapat
2 tipe utama kontrasepsi oral kombinasi progestin – estrogen, sering disebut
sebagai pil KB, dan progestin saja, kadang – kadang disebut mini pil.Produk
kombinasi memiliki prodek kegagalan yang terendah.
a.
Produk Kombinasi
Estrogen Dan Progesteron
Cara Kerja Obat :
Kontrasepsi oral yang mengandung kombinasi estrogen
– progestin mencegah kehamilan dengan menekan pituitari yang melepaskan FSH dan
LH, yang diperlukan untuk mematangkan folikel gravida dalam ovarium, sehingga
ovulasi terhambat.Obat ini juga membuat perubahan dalam endometrium sehingga
lebih sukar terjadi implantasi dari ovum yang sudah di buahi.Selain itu,
kuantitas dan viskositas dari lendir serviks di ubah oleh progestin, membuatnya
tidak sesuai untuk sperma.Perubahan motiitas di dalam tuba fallopi juga
menggangu pergerakan telur. Obat
kontrasepsi oral yang paing sering diresepkan adalah kombinasi
estrogen-progestin. Formulasi ini berneda satu sama lain berdasarkan komposis
estrogen atau progesteron. Jumlah estrogen bervariasi pada produk yang
berbeda.Kombinasi berdosis rendah mengandung etnil estradinol 35 g atau kurang, atau mestranol sebanyak 50 g. Terdapat tiga tipe produk kombinasi,
yaitu monofasik, bisafik dan trifasik.
1)
Monofasik
yang paling umum adalah produk yang
mengandung rasio estrogen dan progestin yang tetap disepanjang siklus
menstruasi.
2) Pada
bifasik jumlah estrogen tetap
disepanjang siklus, tetapi jumlah progesteron bervariasi (meurun pada setengah
pertama dan meningkat pada setengah terakhir, hal ini untuk memungkinkan
proliferasi endometrium dan perkembangan sekresi serupa dengan proses
fisiologik. Contoh bisafik ortho – novum 10/11 – 21.
3) Trifasik,
kombinasi terbaru memberikan dosis rendah untuk kedua hormon dengan efek
samping yang minimal, termasuk perdarahan. Dengan trifasik, jumlah estrogen dan
progestin bervariasi disepanjang siklus dengan rasio yang berbeda. Contohnya
Ortho – novum 7/7/7, Tri – Norinyl dan Triphasil.
b. Kontrasepsi
Oral Progestin
Kontrasepsi oral yang
hanya mengandung progestin disebut juga sebagai mini-pil, nekerja terutama
denga mengubah mukus serviks, dan kedua dengan mengubah endometrium untuk untuk
menghambat implantasi.Ovulasi juga terhambat pada beberapa klien melalui
penghambatan pelepasan LH.Produk ini dibuat untuk menurunkan efek samping
sirkulasi.Tetapi tingkat pencegahan kehamilannya lebih rendah, lebih – lebih
lagi apabila klien lupa minum pilnya.Contohnya , Micronor dan Nor- QD.
Farmakokinetik : Etnil
estradiol diabsorpsi dengan cepat peroral. Zat
ini akan melalui metabolisme tingkat pertama dengan cukup berarti dan
dieliminasi di dalam hepar. Mestranol
diubah di dalam hepar menjadi etini estradiol yang 97 – 98% terikat dengan
protein plasma.Waktu paruhnya bervariasi dari 6 – 20 jam.Diekskerikan melaui
empedu dan air kemih dalam bentuk konjugasi. Progestin juga di
absorpsi dengan baik peroral. Kadar puncaknya dalam plasma dicapai dalam 0,5 –
4 jam setelah ditelan, tergabtung dari senyawanya. Noretinodrel dan etinodiol
diasetat dikonversi menjadi noretindron.Lovonorgestrel dapat terpakai langsung
dan tidak melalui metabolisme di dalam hepar, noretindron melalui metabolisme
tingkat pertama yang tersedia dalam jumlah65%.Progestin terikat plasma protein
dan pada globulin yang terikat hormon seks.Waktu paruh horetindron bervariasi
dari 5 – 14 jam, sedangkan levonorgetrel dari 11 – 45 jam. Jadwal Dosis: Produk Kombinasi : Kebanyakan obat
monofasik dijual dalam kemasan yang berisi 21 dan 28 tablet. Kemasan berisi 28
termasuk 7 tablet yang tidak mengandung hormon sehingga klien memakai obatanya
satu tablet sehari, dan tidak perlu mengingat kapan berhenti obata dan kapan
memulainya lagi. Klien diberitahu untuk meminum tabletnya setiap hari. Kontraindikasi Absolut: Penyakit
tromboembolisme, riwayat atau saat ini, Kanker
payudara, Gangguan pembuluh darah
otak, Infark miokardium, Penyakit arteri koroner, Tumor yang terkandung
dalam estrogen, Tumor – tumor hepar (jinakn atau ganas), Fungsi hepar yang jelas
terganggu, Riwayat
ikterus obstruktif selama kehamilan, Perdarahan
genital yang tidak diketahuinpenyebabnya, Kehamilan
dipastikan atau dicurigai, Pemakaian hati – hati : Wanita diatas 35 yang merokok, Wanita diatas 50 yang
tidak merokok, Vena
varikose, DM, Mioma uteri yang sudah
ada sebelumnya, Hipertensi, Obesitas, Anemia, Migren, Epilepsi, Pembedahan efektif, Porfiria
Aspek – aspek
kontrasepsi oral berikut ini :
Keuntungan :
1) Mudah
dipakai dan tingkat kegagalannya rendah
2) Kontrasepsi
ini tidak mempengaruhi aktivitas seksual
3) Dapat
merencanakan waktu datang menstruasi
4) Berkurangnya
ketakutan untuk mendaapatkaan kahamilan yang meningkatkan respon seks
5) Mengurangi
anemia defesiensi besi karena berkurangnya darah menstruasi
6) Dismenore
berkyrang
7) Dapat
memberikan perlindungn terhadap lesi payudra jinak dan kanker ovarium uterus
8) Tidak
ada bukti nyata bahwa kontrasepsi oral meningkatakan atau menyebabkan kanker
payudara
9) Menurunkan
kemungkinan kanker endometrium
10) Kista
ovarium fungsionl jinak lebih jarang timbul
11) Resiko
tromboembolosme terjai bukan karena lama pemakaina kontrasepsi tetapi karena
dosis estrogen (produk berdosis kecil memiliki
resiko lebih rendah.
Kerugian :
1) Jika
tidak monogami, resiko mendapatkan penyakot akibat hubungan seksual menigkat,
karena tidak ada pelindung
2) Sangat
berbahaya bagi janin jika terjadi kehamilan
3) Beberapa
klien mungkin mendapatkan efek sampign tertentu yang terasa sangat mengganggu
4) Memerluka
pemeriksaan medis setiap 6 bulan, yang merupakan tambahan biaya =dan bisa
dirasakan mahal baik dalam keuangan maupun waktu bagi beberapa klien
Efek samping :
1) Ajarkan
klien akan efek samping yanng berbahaya yang harus dilporkan kepada tenaga
kesehatan.
2) Sakit
perut (berat)
3) Nyeri
dada atau sesak apas
4) Sakit
kepala berat, pusinh, lemah, baal, sukar berbicara
5) Gangguan
pada mata termasuk kehilangan penglihatan dan penglihatan kabur
6) Nyeri
hebat pada tungkai bawah atau bengkak di betis atau paha.
Penkes
1) Nasihati
klien untuk tidak merokok karena adanya peningkatan resiko kardiovaskuler
2) Nasihati
klien untuk mengurangi kopi karena pengeluaran kafein bisa terganggu karena
kontrasepsi oral
3) Sarankan
klien untuk menggunakan metode kontrasepsi lain seperti kondom pada bulan
pertama pemakaian kontrasepsi dan 3 bulan sesudah obat dihentikan karena ingi
hamil
4) Berikan
aturan makan tablet bila lupa
5) Katakan
klien untuk meminum pilnya dengan makanan kecil pada malam atau sesudah makan
untuk membantu mengurangi rasa mual
6) Periksa
apakah klien memakai lensa kontak dan bahas cara mengatasi mata kering
7) Beritahu
klien untuk melaporkan setiap efek yang tejadi akibat pil KB
8) Laporkan
apabila ada perdarahan vagina
9) Anjurkan
klien untuk menimbang BB di rumah di rumah dan laporkan bila terjadi edema
10) Ibu
– ibu yang tidak menyusui dapai memulai kontrasepsi oral 3-4 minggu pospartum
tanpa perlu menunggu datangnya menstruasi
11) Ibu
yang menyusui harus menunda duluberitahu klien bahwa darah menstruasinya
mungkin berkurang.
c. Endometriosis
1) Pengkajian
a) Dapatkan
riwayat lengkap dari klien, termasuk riwayat menstruasi.
b) Identifikasi
rencana kehamilan klien.
c) Periksa
catatan apakah pemeriksaan fungsi hepar sudah dlakukan.
d) Periksa
apakah pemeriksaan kehamilan suah dilakukan memulai obat.
2) Leuprolid
Asetat
Tinjau riwayat klien untuk mendapatkan
faktor resiko yang berhubunagn dengan berkurangnya densitas tulang karena obat
ini mungkin akan memperbesar resiko.
3) Perencanaan
Dengan memakai danazol, leuprolid
asesat, atau nafarelin asetat klien akan terbebas dari rasa sakit/ tidak enak
akibat endometriosis.
4) Intervensi
Keperawatan
a) Danazol
a) Observasi
tanda-tanda ansietas tentang kehilangan kesuburan dan jumlah waktu yang dipakai
dalam pengobatan.
b) Ingat
bahwa obat ini harus dimulai sewaktu klien mendapatkan menstruasi.
b) Leuprolid
Asetat
a) Simpan
obat dan pelarutya pada suhu kamar.
b) Harus
dicampur an dipakai dengan segera (tidak memakai pengawet). Pencampuran obat
harus dikocok untuk membuat suatu suspense seperti susu. Pakai alat penyuntik
yang tersedia.
5) Penyuluhan
Kepada Klien
a) Danazol
Bahas tujuan, kerja,dan efek samping
dari obat ini dengan klien. Jelaskan bahwa obat ini mahal. Rencanakan dengan klien
untuk memakai perlindungan kehamilan tambahan dalam bentuk bukan hormone. Katakana kepada klien
bahwa menstruasi biasanya akan timbul dalam 2-3 bulan setelah pengobatan.Minta
klien untuk mencatat riwayat makanan. Anjurkan untuk meningkatkan latihan
olahraga untuk mengurangi berat badan. Bahasa pengangkatan rambut yang tidak
dikehendaki dan perawatan kulit untuk memecah jerawat (akne). Anjurkan klien untuk
membawa pembalut wanita untuk spotting
selama bulan pertama pengobatan. Katakana klien untuk melaporkan setiap
timbulnya perdarahan kepada dokter. Katakana kepada klien untuk mendapatkan
satu siklus menstruasi lengkap setelah pengobatan dihentikan sebelum
merencanakan kehamilan. Ajarkan
cara pemerikasaan payudara sendiri.
b) Leuprolid
Asetat
Jelaskan klien bahwa obat ini menyebabkan
suatu keadaan menopause sementara. Jelaskan bahwa pengobatan ini memerlukan
satu suntikan setiap bulan. Jelaskan
bahwa pebgobatan ini bersifat paliatif dan efektif untuk mengurangi gejala
secara sementara. Obat ini tidak mengadakan perubahan mendasar alam fisiologi,
metabolise, atau produksi hormone. Ketika pengobatan dihentikan, pada wajtunya
semuanya akan kembali ke keadaan normal semula. Beritahukan klien bahwa mula-mula
ada kemungkinan tanda-tanda dan gejala-gejala klinik endometriosis akan bertambah.
Keadaan ini akan menghilang. Jelaskan
bahwa pebgobatan agonis GnRH berlangsung selama 6 bulan. Data tentang
keselamatan hanya tersedia untuk pemakaian 6 bulan. Pengobatan ulangan tidak
dianjurkan. Ingatkan
kepada klien untuk memakai metoda kontrasepsi bukan hormone selama menjalani
pengobatan. Katakan
kepada klien untuk memberitahu doketr apabila menstruasi masih timbul setelah
pengobatan dimulai. Tekankan
kepada klien bahwa dia harus mematuhi
pemakaian dosis obat , atau dapat timbul perdarahan dari vagina atau
ovulasi. Jika
klien memikirkan tentang kemungkinan hilangnya densitas tulang, katakana bahwa
telah diketahui bahwa satu pengobatan 6 bulan hanya menyebabkan kehilangan yang
kecil. Tetapi untuk klien yang memiliki resiko tinggi terhadap kehilangan
dnsitas tulang karena alkoholisme menahun, merokok, riwayat osteoporosis dalam
keluarga, atu pemakaian obat antikejang menahun harus dilakukan pembahasan
berhati-hati tentang keuntunagn dan kerugian pemakaian obat ini.
c) Nafaserelin
Asetat
Jelaskan klien harus mentaat pedoman
secara tepat apabila mengaharapkan pengobatan efektif. Tanyakan klien jika
terdapat alergi terhadap komponen obat termasuk nafarelin , benzalkonium
klorida, asam asetat, natrium hidroksida, atau sorbitol. Katakana kepada
klien bahwa kerja obat, pedoman untuk
mencegah kehamilan, efek hipoestrogenik, dan pengembalian ke fungsi normal
adalah sama seperti leuproid. Jelaskan
pada klien bahwa obat ini mahal dan disediakan untuk dipakai selama 30 hari.
Dia harus merasa pasti bahwa dia sanggup menutupi biaya pengobatan selama 6
bulan sehingga pengobatan tidak terputus. Tekankan bahwa klien
harus memakai obatini dua kali sehari (setiap 12 jam) sepanjang masa
pengobatan. Katakana
kepada klien untuk memulai obat ini antara hari kedua sampai hari ke empat
periode menstruasi. Katakana
kepada klien bahwa kemungkinan dia akan mendapatkan perdarahanatau spotting
melalui vagina yang keluarnya tidak teratur. Katakan
kepada klien bahwa sewaktu obat pertama kali dipakai dia hris menekan-nekan
pompa agar obat memasuki selang pompa, hal ini dapat dilakukan sekali pada
waktu pertama kali botol dibuka. Sprai
dirancang sedemikian rupa untuk memberika dosis dalam jumalh yang tepat
setiap kali dipakai. Spai yang kecil
akan timbul setelah 7-10 kali menekan pompa jika aliran yang keluar sedikit,
maka klien harus segera memberitahukan apotekernya. Katakan pada klien
bahwa dia harus menyimpan botolnya dalam posisi tegak dibawah suhu 86˚F dan
tidak terkena cahaya. Karena dia harus memakai obat ini setiap 12 jam , maka
dianjurkan agar dia meletakkan obat ini ditempat yang mudah terlihat. Katakan pada klien
bahwa dia harus mecatat setiap kali memakai obat pada kertas yang sudah
disediakan dan mengisi kembali obat sehingga tidak terlewat satu dosispun. Katakan kepada klie bahwa dia boleh memakai obat semprot hidung
(dengan sepengetahuan dokter) bersama-sama synarel. Pakai synarel terlebih
dahulu dan tunggu 30 menit sebelum memakai semprotan hidung. Klien harus
mengeluarkan kotoran pada lubang hidungnya sebelum memakai oabat ini. Dia harus
membungkuk ke depan dan menempatkan
sprai pada ujung salah satu lubang hidungdi tunjukkan ke sisi luar belakang.
Dia harus menutup lubang hidung setelah dengan jari tangan dan menyemprotkan
satu kali sambil menyedot secara perlahan dengan hidungnya, kemudian
tengadahkan kepala agar obat berjalan ke belakang hidung. Dia tidak boleh
menyemprot lubang hidung sebelah (jika tidak dianjurkan oleh dokter), lubang
hidung sebelah dipakai untuk penyemprotan obat berikutnya.
6) Evaluasi
Evaluasi efektivitas obat . jika rasa
sakit atau tidak nyaman masih timbul ,
katakana pada dokter. Mungkin diperlukan penyesuaian dosis obat.
d. Menopause
Proses transisi yang
dialami oleh wanita sewaktu mereka beralih dari masa reproduksi ke masa
selanjutnya disebut sebagai masa klimatorium, suatu peristiwa alami. Fase
kehidupan ini dimulai dari akhir usia tiga puluhan sampai akhir lima puluhan.
Masa klimatorium ini dibagi premenopause, menopause, dan postmenopause, dalam
masa tersebut terjadi peristiwa-peristiwa fisiologis. Menopause didefinisikan
sebagai akhir dari menstruasi secara permanen karena fungsi ovarium yang
menurun.Usia rata-rata wanita bagi wanita adalah sekitar 50 tahun. Wanita yang
mengalami menopause sebelum 40 tahun disebut mendapatkan premature menopause.Peristiwa
alami ini dinyatakan apabila wanita tersebut sudah tidak mendapatkan menstruasi
selama 1 tahun.Factor pencetusnya tidak diketahui secara jelas.Menopause dapat
terjadi secara tiba-tiba sebagai akibat dari operasi pengangkatan kedua
ovarium, atau timbul sementara akibat pengobatan seperti endometriosis. Periode premenopause
dapat berlangsung selama lebih dari 5 tahun sebelum menopause yang sebenarnya
terjadi.Dalam periode ini, perubahan-perubahan menstruasi bosa timbul seperti
biasa; darahnya tidak sebanyak biasanya; atau berlangsung lebih singkat dari
biasa. Keadaaan ini dapat timbul dan berhenti, dan timbul lagi atau waktu
menstruasi lebih lama, darah yang keluar lebih banyak dan bias mengandung
bekuan darah. Episode vasodilatasi yang tiba-tiba dapat juga terjadi secara
periodic pada beberapa wanita.Pasien yang mengalami vagina kering.
Perubahan-perubahan yang tidak dapat terduga ini berlangsung selama beberapa
tahun dan mungkin timbul akibat perubahan didalam system umpan balik antara hipotalamik-pituitari-dan
ovarium.
Postmenopause adalah
periode dimana tubuh mencoba untuk mengadapatasi suati lingkungan hormonal
baru. Walaupun produksi estrogen dan progresteron dari ovarium menurun selama
masa akhir premenopause dan awal postmenopause, ovarium mampu untuk mensekresi
androgen (testosteron) dalam jumlah yang
bervariasi akibat pengaruh meningkatnya kadar LH. Di dalam masa ini,
androstenedion (androgen utama yang disekresikan oleh ovarium dan korteks
adrenal, yang jumlahnya berkurang pada postmenopause) diubah menjadi estron (
estrogen yang timbul alami dari ekstrakelenjar di otak, hepar, ginjal dan
jaringan lemak), yang berfungsi sebagai sumber utama estrogen setelah ovarium
kehilangan kemampuannya untuk memproduksi estradiol
a. Terapi
Pengganti Hormon
Terapi penggantian hormone (TPH) adalah pengobatan
yang paling menonjol untuk mengatasi vasodilatasi dan kekeringan vagina serta
untuk mencegah penyakit kardiovaskuler dan osteoporosis.Estrogen oral,
bioasanya dalam bentuk estrogen konjugasi, diminum oleh pasien bersama-sama
hormone progestin sintetik.Pengobatan semacam ini sudah tersedia, tetapi masih
controversial.Progestin ditambahkan utnuk mengurangi resiko hyperplasia
endometrium, kanker endometrium, dan kanker payudara dari pemakaian estrogen
tunggal. Di
Amerika Serikat, pendekatan yang khas adalah memakai estrogen oral dosis rendah
untuk mengendalikan gejala ( biasanya 0,625 mg/h) untuk hari 1-25 dari bulan,
dengan menambahkan progresteron (provera) 10 mg dari hari ke 16-25. Di Eropa,
sudah umum memakai estrogen dan progresteron secara bersama-sama tanpa selang
waktu. Bentuk
dosis terapi pergantian estrogen meliputi oral, transdermal, krim vagina,
suntikan, dan pellet, dengan berbagai macam variasi estrogen.Tujuan dari
penggantian menetukkan bentuk dosis. Misalnya untuk melindungi tulang
diperlukan terapi sistemik yang lama, sedangkan pengobatan hot flashes mungkin
hanya memerlukan terapi singkat.
Kontraindikasi :
Kontraindikasi terhadap terapi penggantian estrogen
meliputi kehamilan, riawayat kanker payudara atau endometrium dalam waktu 5
tahun terakhir, riawayat tromboembolik, penyakit hepar akut atau gangguan hepar
kronik, penyakit kantung empedu atau pancreas, hipertensi yang tidak
terkontrol, perdarahan melalui genitalia yang tidak terdiagnosa, dan
endometriosis. Factor kebiasaan hidup seperti merokok diketahui dapat
meningkatkan resiko tromboemboli dan harus dipertimbangkan dalam mengambil
keputusan terapi. Pasien dengan riwayat tumor fibroid tidak mendapatkan terapi penggantian estrogen
sampai satu tahun penuh setelah menstruasi terakhir, karena estrogen
kemungkinan besar akan mempercepat pertumbuhan tumor. Keadaan hipoestrogen
alami yang disebabkan oleh menopause
biasanya menyebabkan tumor fibroid yang sudah ada mengecil.
Bentuk-Bentuk Dosis : Rute per oral adalah yang paling sering
digunakan; pada kebanyakan pasien cara ini diterima dengan baik dan sealain itu
realitf mudah untuk dilakukan, gtetapi cara ini harus dilakukanm setiap hari.
Pada beberapa pasien akan timbul gangguan gastrointestinal, terutama mual dan
muntah. Pasien dengan gangguan gastrointestinal seperti kolilits, irritable
bowel syndrome, tukak peptic, atau malabsorbsi mungkin akan mendapatkan dosis
yang tidak konsisten bila pemberiannya dilakukan per oral, sehingga perlu dipikirkan
cara pemberian lain. Estrogen oral memiliki keuntungan karena pengaruhnya
terhadap lipid yaitu meningkatkan lipoprotein berdensitas tinggi
(HDL).Penyerapan estrogen oral sangat baik, tetapi mempunyai dampak yang lebih
besar terhadap protein hepar. Cara lain adalah dengan meletakkannya pada kulit
secara transdermal. Ini adalah cara yang nyaman karena tidak perlu dilakukan
setiap hari. Estrogen ditempelkan dikulit yang sehat dalam dosis yang
ditentukan. Biasanya ditempelkan di abdomen bawah, tetapi dapat juga digunakan
ditempat yang lain. Obat ini ditempelkan 2 kali seminggu selama 3 minggu, pada
tempat yang berbeda-beda, kemudian istrahat 1 minggu agar terjadi perdarahan normal. Dengan cara
ini estrogen di absorbs langsung kealiran darah melalui suatu membrane yang mengatur kecepatan penyerapan.
Keuntungannya mula-mula tidak mempengaruhi system gastrointestinal dan hepar,
sehingga kurang menimbulkan mual dan muntah dan dampaknya terhadap protein
hepar juga berkurang. Krim
vagina dipakai untuk mengobati atrofi vagina, yangmenyebabkan rasa sakit saat
melakukan hubungan seksual dan kesukaran untuk buang air kecil.Krim vagina
mengandung estrogen konjugasi dan di absorbsi dengan cepat ke aliran darah
melalui membrane mokusa vagina. Medroksiprogresteron
asetat ( Provera), progestin yang paling sering diberikan secara kombinasi
dengan estrogen, dipakai secara oral.
Farmakokinetik :
Estrogen alami di absorbs dengan cepat dan sempurna
oleh saluran gastrointestinal dan di metabolism oleh hepar, sehingga untuk produksi
oral yang tidak di esterifikasi harus diberikan setiap hari. Sekitar 80% dari
estradiol terikat pada globulin yang mengikat hormone seks, 2% tidak terikat
dan sisanya terikat dengan albumin.Estradiol diubah menjadi estron dalam
sirkulasi enterohepatik, dan di konjugasi serta dikeluarkan melalui urin.
Progestin ( Provera) di absorpsi labih cepat dan terutama dimetabolisme di
hepar dan dikeluarkan melalui ginjal;
distribusi agen ini belum dapat dijelaskan dengan baik. Efek Samping Dan Reaksi
Kerugian
b. Estrogen.
Setelah di periksa kontraindikasinya kebanyakan
individu yang memakai estrogen biologic dosis rendah tidak atau hanya sedikit mendapatkan efek
samping. Kadang-kadang pasien merasa mual dan muntah, retensi cairan, sakit
pada payudara, kram kaki, dan perdarahan banyak. Reaksi merugikan yang
serius dari estrogwn meliputi gangguan tromboemboli, gangguan pembuluh darah ke
otak, emboli paru, infark miokardium, karsinoma endometrium, mempercepat tumor
payudara yang sudah tidak dapat terdiagnosa, dan penyakit empedu.
c. Progestin
Efek sampingn jarang, meliputi kram kaki, retensi
cairan, kembung, distress saluran gastrointestinal, perubahan suasana hati, dan
depresi.Reaksi merugikan yang berat mencakup tromboemboli, emboli paru-paru,
hipersensitivitas, gangguan penglihatan, migren, depresi berat, ikterik
kolestatik, dan hiperglikemia.
Asuhan keperawatan
a.
Pengkajian
Kaji klien mendapatkan data dasar. Kumpulkam intormasi
tentang tinggi badan, berat badan, banyaknya aktifitas fisik normal, diet,
riwayat keluarga tentang osteoporosis dan pengalaman klimatorium dalam anggota
keluarga. Kaji persepsi klien tentang menopause
b.
Perencanaan
Klien mengetahui gejala – gejala menopause dan tindakan
nonfarmakologik serta farmakologik yang mungkin dapat membantu meringankan gejala.
c.
Intervensi
keperawatan
Berikan pengajaran kepada wanita tentang keadaan
klimatorium alami, efek – efek yang mungkin timbul, dan tindakan
nonfarmakologik maupun farmakologik. Beri tanda pada slip laboratorium atau
pada bahan spesimen yanng akan dikirim ke laboratorium bahwa klien mendapatkan
terapi penggantian hormon.
d.
Penyuluhan
Jelaskan pertimbangan untung rugi dalam pemakaian terapi
pengganti hormon. Tinjau kontraindikasi pemakaian terapi pengganti estrogen.
Nasehati klien untuk mendapatkan pemeriksaan payudara lengkap, pemeriksaan
pelvis. Katakan pada klien bahwa udara panas dan masa stress dapat memperburuk
vasodilatasi. Ajarkan klien cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri dan
tekankan tentang perlunya untuk melakukan hal ini secara konsisten.
3.
Obat – obat yang berkaitan dengan masa nifas
Selama puerperium atau masa nifas secara fisik tubuh ibu
pulih dari sterss sewaktu hamil dan melahirkan, dan kembali ke keadaan sebelum
hamil. Lima tujuan tindakan nonfarmakologi dan farmakologik yang biasanya
dilakukan selama masa nifas adalah
a.
Mencegah atoni
uteri dan perdarahan masa nifas
b.
Meredakan rasa
nyeri
c.
Meningkatkan atau
m3enekan laktasi
d.
Meningkatkan fungsi
usus
e.
Meningkatkan
imunitas
Obat – obat yang berkaitan dengan masa
nifas
a.
Pereda nyeri untuk
luka perineum
1)
Benzokain (
americaine, dermoplast)
Disemprotkan dengan bebas t.i.d
atau q.i.d 6-12 inci dari perineum setelah perineum dibersihkan. Anestetik
lokal menghambat impuls dari saraf – saraf sensoris akibat perubahan
permeabilitas membran sel terhadap ion. Merupakan kontraindikasi pada infeksi
bakteri sekunder jaringan dan telah diketahui adanya hipersensitivitas. Efek
puncak dicapai dalam 1 menit, lama kerja 30 – 60 menit.
2)
With hazel ( tucks
)
Tempelkan pembalut yang telah dilembabkan t.i.d atau
i.q.d pada tempat luka. Mengendapkan protein, sehingga menyebabkan jaringan
berkontraksi. Dapat didinginkan dalam es pada kemasan aslinya untuk menambahkan
kenyamanan. Jika dalam bentuk cair, tuangkan di atas es dan celupkan pembalut
wanita ke dalam larutan, ganti jika telah menjadi cair.
b.
Hemoroid
1)
Anusol
Meredakan nyeri da gatal akibat jaringan anorektal yang
teriritasi. Mengandung hidrokortison asetat. Bekerja sebagai antiinflamasi.
Tersedia tanpahidorkortison. Kontraindikasi pada hipersensitivitas. Jika terjadi
infeksi sekunder pada jaringan sebaiknya hentikan.
2)
Hidrokortison
asetat 1 5 dan pramoksin HCL topikal aerosol 1%
Foam aerosol kortikosteroid
topikal dengan kerja dan pertimbangan pemakaian yang sama dengan diatas.
a)
Salep dibukain, USP
1%
Salep anestetik lokal berisi dibukain 1%, kerjanya sama
seperti benzokain. Jangan gunakan bila perdarahan rektal. Puncak reaksi < 15
menit, berlangsung selama 2-4 jam.
Asuhan
keperawatan
a.
Pengkajian
Kaji keadaan
luka dan hemoroid di daerah perineum. Periksa tanggal kadaluarsa pada kemasan
obat semprot topikal, botol, dan wadah salep.
b.
Perencanaan
Rasa tidak
nyaman pada daerah perineum akan hilang setelah diberi obat semprotan topikal,
kompres, dan salep.
c.
Intervensi
1)
Kocok kaleng
semprotan benzokain. Semprotkan dengan jarak 8 – 10 inci dari perineum dengan
klien berbaring miring dengan kaki yang di atas diangkat sehingga daerah yang
akan di semprot terlihat dengan baik.
2)
Kompres dengan
memakai larutan dari tumbuhan witch hazel dengan es batu untuk menimbulkan rasa
dingin.
3)
Simpan supositoria
anusol HC pada suhu dibawah 86 derajat. Pakai sarung tangan sewaktu memberikan
obat ini.
4)
Pemakaian
proctofoam HC perlu dijelaskan dengan baik kepada klien karena obat ini harus
dimasukkan ke dalam anus dan hal ini biasanya tidak dijalankan oleh klien
kebidanan.
d.
Evaluasi
Evaluasi
efektifitas terapi obat : Klien terbebas dari nyeri hemoroid dan tidak
mengalami efek samping.
4.
Penekan laktasi
Bromokriptin mesilat , 2,5 mg b.i.d selama 143 – 21 hari
dimulai 4 jam setelah persalinan,diberikan PO. Mencegah laktasi, agonis
reseptor dopamin; bekerja secarasistemik dengan merangsang pembentukan
prolaktin-inhibiting factor oleh hipotalamus, yang menghambat pelepasan
prolatin dari hipofise anterior. Harus dipakai dengan hati – hati pada klien
dengan hipotensi yang berat, epilepsi, aritmia jantung, gangguan fungsi hati,
dan psikosis. Merupakan kontraindikasi pada klien masih ragu – ragu apakah
ingin menyusui atau tidak, mereka dengan penyakit pembuluh darah tepi atau
alergi terhadap derivat ergot. Sebagian klien mungkin mengalami penekanan
laktasi total. Sekali pengobatan dihentikan, 18 – 40 % akan mengalami rebound
sekresi sus, kongesti, atau rasa kencang pada payudara yang dapat ringan sampai
cukup berat.
Asuhan
keperawatan bromokriptin mesilat
a.
Pengkajian
Periksa riwayat sensitivitas klien terhadap turunan ergot
dan jika perlu jangan dipakai. Ukur tekanan darah sebelum obat diberikan dan
tunda pemberian obat samapi tekanan darah stabil.
b.
Intervensi
Pantau tekanan
darah dengan cermat selama tiga hari pertama, Anjurkan klien duduk dengan
perlahandi sisi tempat tidur dan temanidia dalam mula usahanya untuk turun dari
tempat tidur. Berikan obat bersama – sama makanan atau susu utnuk mengurangi
mual. Lindungi dari panas, cahaya, dan kelembaban.
c.
Penyuluhan kepada
klien
Jelaskan pada
klien untuk memakai metoda keluarga berencana, Nasihatkan klien untuk meminum
obat bersama – sama makanan atau susu. Beritahukan klien jika lupa makan obat
dan ingat lagi dalam waktu 4 jam setelah jadwal, maka dia harus meminum obat
itu.
5.
Obat-Obat
Yang Digunakan Untuk Mengobati Disfungsi Uterus
Disfungsi uterus sering terjadi pada sindrom
premenstrasi, endometriosis, dan menopause. Bagian ini dengan ringkas
menjelaskan hal-hal tersebut dan pendekatan farmakologi mutakhir dalam penatalaksanaannya.
6.
Siklus
Menstruasi
Siklus reproduksi dikndaikan oleh hormone dengan
interaksi antara endokrin dan system reproduksi, terutama hipotalamus ,
pituitary, dan ovarium. Hpotalamus mensekresi gonadotropin releasing hormone
(GnRH), yang merangsang pituitary anterior untuk menssintesa FSH
(follicle-stimulating hormone) dan luteinzing hormone (LH). Gonadotropin ini
merangsang ovarium untuk memproduksi estrogen dan progesterone. Kebanyakan wanita siklus
menstruasi berlangsung 28 hari
(bervatiasi 22-34 hari). Hormon-hormon ovarium, estrogen dan
progesterone, mengatur perubahan siklus, dimana ada tiga fase ovarium ,
folikular, ovulasi, dan luteal. Fase endometrial terjadi setelah fase-fase
ovarium ini. Fase
folikular terjadi selama hari ke -1-14 dari siklus. Hari -1-6 periode ini
adalah fase menstrual dan hari ke -6-14, fase proliferasi. Selama periode 14
hari ini. Fase proliferasi. Selama hari ke 14 hari ini , FSH meningkat dan
folikel did lam ovarium mulai menjadi matang. Satu folikel gravid menjadi matang
dan membesar setelah hari ke -12-13, pecah pada hari ke -14, dan terlepas ke
tuba falopii. Fase ovulasi terjadi pada hari ke 14 ketika ovum dilepaskan. Fase
luteal terjadi dari hari ke -15-28 dan emncakup fase sekresi dari siklus
menstruasi . selama periode ini, korpus luteum ovarium (vilikel gravid pecah)
memproduksi estrogen dan progesterone, yang mencapai kadar puncak pada hari
ke-8 dari fase ini. Trjadi perubahan pada endometrium untuk implantaasi ovum
yang optimum (bila ovum dibuahi). Kadar FDH dan LH menurun, diatur dengan cara
tertentu oleh dopamine, noreprineprin, dan serotonin. Estrogen dan progesteron
dihentikan segera sebelum menstruasi an kadar porstagglandin endometrium dalam
darah meningkat. Siklus baru dimulai lagi denagn fase folikular. Pada siklus
yang ovumnya tidak dibuahi sekresi hormone estrogen, FSH, dan LH tidak menentu
; juga terjadi perubahan jumlah progesterone.
Sindroma
premenstruasi : Sindroma premenstruasi (SPM), pertamakali diberi nama dan diuraikan
pada tahun 1931, terdiri dari sekelompok gejala-gejala tinkah laku, emosi dan
fisik.
Gejala-gejala fisik dan perilaku psikis dari sindrom premenstruasi
|
a. Rasa
kembung pada perut bagian bawah
b. Bertambahnya
berat badan
c. Sakit
kepala (migren)
d. Napsu
makan bertambah
e. Senang
makan makanan yang banyak mengandung gula dan garam
f. Nyeri
pada payudara
g. Letih
h. Gangguan
tidur
i.
Sakit punggung
j.
Jerawat
k. Nyeri
sendi
l.
Konstipasi
m. Merasa
tidak dapat mengendalikan diri
n. Emosi
labil
o. Tegang
p. Cemas
q. Sulit
berkonsentrasi
r.
Iritabel
s. Agitasi
t.
Depresi
u. Pikiran
untuk bunuh diri
v. marah
|
Lebih dari 150 gejala dilaporkan dalam literatur.
Sindrom premenstruasi sering mengganggu kehidupan
normal, menyebabkan menurunnya efektivitas kerja dan gangguan hubungan antara
manusia. Sindrom ini mempunyai hubungan dengan riwayat keluarga tetapi tidak menurun. Sindrom
ini sering terlihat pada wanita usia tiga puluhan dan awal empat puluhan,
tetapi juga mempengaruhi remaja.sindrom premenstruasi timbul berulang-ulang
secar teratur dalam fase luteal ( hari ke-15-28) dri siklus menstruasi ; gejala
berkurang selam fase folikular. Teori yang
sering dianut mengatakan bahwa SPM
memiliki kaitan dengan kadar estrogen dan progesterone (dan hubungan hormone
ini dengan kimia otak lain) karena gejala-gejaladapat diobservasi selam fase
luteal (ketika kadar hormone-hormon itu tinggi) dan menurun ketika diberi obat
yang menghambat gonadotropin – releasing hormone (GnRH) dan ovulsai. Hipotesa
lain berpusat pada pelepasan opium endogen (beta-endorfin), terputusnya
neurotransmitter SSP, menyebabkan perubahan suasana hati, dan peranan sekresi
prolaktin. Diagnose SPM dibuat ketika gejala-gejala dari klien dapat
didokumentasikan terjadi secara konsisten pada waktu yang sama dan dengan cara
yang sama dalam beberapa kali siklus menstruasi. Pengobatan SPM meliputi tindakan
nonfarmakologik dan tindakan farmakologik .pengobatan nonfarmakologik termasuk
pernyataan empati terhadap apa yang sedng dialami klien, dukunagn keluarga dan
kerabat lain.memperbaiki kurangnya pengetahuan tentang SPM dan menurunkan
stress, perubahan makanan 9membatasi makanan asin ;alcohol, kopi coklat, manis;
4-6 makan dalam jumlah kecil sehari). Pengobatan farmakologik masih tetap
empirical karena riset belum memberika hasil yang memuaskan. Beebrapa klien
merasa lebih baik dari beberapa gejala dengan memakai vitamin B6 (sering
dipakai untuk kelompok yang menekankan untuk menolong diri sendiri, tetapi
tidak trbukti lebih baik dari pada placebo); suposutoria progesterone yang
dipakai direktum atau vagina (200-400mg duaq kali sehari) sering juga dipakai
tatapi tidak dibuktikan efektif dan tidak diketahui efek jangka panjangnya;
diuretic; prostaglandin inhibitor ; bromokriptin (parlodel) dipakai untuk rasa
sakit dipayudara (2,5mg dua kali sehari dimulai pada hari 10 siklus mnstruasi dan dipakai sampai menstruaasi
timbul); dan alprazolam (Xanax) (0,25mg tiga kali sehari dari hari ke 20 sampai
hari ke 2 menstruasi, diikuti dengan satu tablet setiap hari) untuk menggangu
siklus menstruasi sebagai bentuk terapi anovulatoris tetap tidak mendapatkan
persetujuan untuk tujuan ini. Dua lagi bentuk percobaan pengobatan hormoral anovulatoris yaitu
dengan danazol (danocrine) dan agonis GnRH.
Proses Keperawatan : sindrom Premenstruasi dan
endometriosis
Sindrom premenstruasi
a. Pengkajian
Dapatkan
riwayat gejala-gejala SPM seperti kembung, berat badn bertmabah, sakit kepala,
dan meningkatnya nafsu makan.
b. Perencanaan
Klien
akan merasa lega dari SPM melalui tindakan nonfarmakologik dan farmakologik.
c. Intervensi
Keperawatan
Berikan
penyuluhan yang berkualitas kepada klien dan keluarga dengan cara yang suprotif
sehingga mendorong terjadinya komunikai keluarga.
d. Penyuluhan
Kepada Klien
Ceritakan
temuan riset yang baru tentang SPM dan cara pengobatan kepada klin,
keluarganya, dan kelompok masyarakat, sehingga menjadi lebih diketahui dan
dipahami. Ajarkan
diet (kurangi garam dan sumber-sumber
kafein; makan 4-6 kali dalam jumlah kecil), olah raga, dan strategi untuk
mengurangi stres, an sumber-sumber dan kelompok pendukung yang mungkin
berharga. Anjurkan
klien untuk mencatatkapan dan apa saja yang dialami selama tiap siklus
menstruasi untuk dapat mengkaitkan tiap-tiap gejala daan tahap-tahap sklus
menstruasi dengan lebih baik. Tingkatkan
percakapan dalam keluarga tentang gejala SPM yang dialami oleh klien sehingga
keluarga dapat menegrti dan tidak menyalahkan klien karena tingkah lakunya. Jika alprazolam (xanax)
dipakai, biacarakan masalah-masalah ketergantunagn dan gejala putus obat. Jika dipakai danazol
(danocrine), lihat pedoman di abwah tentang pekaian obat pada endometriosis.
B.
Obat yang Mempengaruhi Reproduksi Pria
Etiologi
1.
Sebagian besar kelainan
reproduksi pria adalah oligospermia yaitu jumlah spermatozoa kurang dari 20
juta per mililiter semen dalam satu kali ejakulasi
2.
Oligospermia dapat
disebabkan oleh mikrodelesi kromosom Y
3.
Biasanya diberikan
Testosteron, vit E, HMG sebagai suplemen. Belum ada pengobatan yang terbukti
secara klinis meningkatkan jumlah sperma
Obat-Obat Reproduksi Pria:
1.
Testosteron
Banyak digunakan
untuk defisiensi testosteron dan efek anabolik dari testosteron. Mekanisme
kerjaà sama dengan testosteron natural. Merupakan hormon seks untuk
spermatogenesis, pematangan sperma, untuk menunjukkan tanda-tanda kelamin
sekunder, dll. Testosterone di kulit, prostat, vesika seminalis, dan epididimis
akan diubah oleh 5α-reduktase menjadi dihidrotestosterone (DHT)à menjadi bentuk androgen yang dominan. Berikatan dengan reseptor
intraselularà karena testosteron adalah hormon steroid yang
reseptornya berada intraseluler (di sitoplasma/inti sel).
Efek testosteron:
Pada pria pubertasà perkembangan karakteristik seks sekunder. Pada pria dewasaà dosis besar menyebabkan penekanan sekresi gonadotropin (produksi GnRH
menurun)à atrofi jaringan interstisial dan tubulus testis. Pada wanita efeknya sama
dengan pria prepubertasà pertumbuhan rambut tubuh dan muka (hirsustisme),
dll.
Penggunaan Klinis
Testosteron:
Androgen replacement
therapyà untuk defisiensi hipofisis. Jika defisiensi ini disertai spermatogenesis
abnormalà berikan testosteron; Jika spermatogenesis normalà berikan gonadotropin. Pada remaja yang gagal mengalami growth spurtà diberikan testosteron. Kelainan Ginekologisà terkadang digunakan untuk
masalah kongesti payudara setelah melahirkanà tetapi harus hati hati. Danazol (androgen lemah)à untuk endometriosis. Agen Metabolik Proteinà mengembalikan hilangnya protein setelah trauma,
imobilisasi berkepanjangan, operasi. Anemiaà merangsang pembentukan
eritropoetin. Osteoporosis yang disebabkan defisiensi androgen. Ca mammae pada wanita. Pemicu pertumbuhanà delayed puberty. Penuaanà mengembalikan libido, kekuatan bagi pria lansia. Penyalahgunaanà atlet untuk meningkatkan massa otot
Efek Samping
Testosteron:
Pada Wanitaà gangguan Pertumbuhan: disebabkan aksi maskulinisasi; Hirsutisme,
akne, amenorrhea, pembesaran klitoris, suara lebih dalam; Meningkatkan
atherosklerosis; dan Mengubah struktur serum lipid. Pada Wanita Hamilà testosteron dapat menyebabkan maskulinisasi atau undermaskulinisasi genitalia
eksternal fetusà menjadi Kontraindikasi penggunaan testosteron
bagi ibu hamil. Pada priaà gangguan pertumbuhan;
feminisasi-ginekomastia terutama pada gangguan hepar; akne, sleep apnea, azoospermia, ginekomastia; Penurunan ukuran testis karena terganggunya efek umpan balik; HDL turun, LDL naik; Adenoma hepatik (jarang); Gangguan
perilaku pada priaà lebih agresif; dan Hiperplasia Prostat.
Kontraindikasi
Testosteron:
Wanita hamil, Wanita
yang kemungkinan akan hamil, Karsinoma prostat, Karsinoma mammae pada laki-laki
PERHATIAN: beberapa
kasus Ca hepatoselular terjadi pada kasus anemia aplastic yang diterapi dengan
testosteron.
2.
Supresi Androgen
Terutama untuk terapi karsinoma
testis. Yang biasa diberikan: Pemberian GnRH Menyebabkan sekresi GnRH selalu
tinggi. Mekanisme yang normal adalah pulsatil GnRHà memicu hormon di testis. Jika konsentrasi selalu tinggià aktivitas testis tertekan. Menggunakan antagonis GnRHà dapat menghilangkan pemicu hormon seks.
Antiandrogen:
Biasa digunakan untuk pasien dengan
jumlah testosteron berlebih dan sering untuk Ca prostat, antara lain: estrogen,
progesteron, dan flutamid. Ketokonazol(anti jamur)à punya fungsi inhibisi sintesis steroid adrenal dan testis. Tidak bisa
dipakai untuk wanita karena tidak menghambat aromatase. Efek Sampingà ginekomastia (tumbuhnya payudara pada pria).
3.
Reseptor Inhibitor
Cyropterone dan cyropterone asetatà menghambat efek androgen di organ target. Cyropterone asetat memiliki efek
progestasional dan menekan FSH dan LH. Indikasi: Priaà untuk menurunkan libido; Wanitaà terapi hirsutisme (tumbuh rambut berlebih),
2mg/hari dikombinasikan dengan estrogen dapat juga digunakan untuk kontrasepsi.
Flutamideà antagonis kompetitif di reseptor andorgen.
Indikasi:
Pengobatan Ca prostat. Efek samping:
pemakaian lamaà ginekomastia ringan, dan hepatotoksisitas
(jarang). Bicalutamide, nilutamide. Spironolactone (antihipertensi)à menyebabkan hirsutisme dengan haid iregular pada wanita.
4.
Kontrasepsi Kimiawi Pria
a.
Cyropterone
asetatà selain antiandrogen, juga menyebabkan oligospermia (tidak dapat diandalkan
sebagai kontrasepsi oral).
b.
Hormon
hipofisisà antagonis GnRH
c.
Gossipolà trial di China, efek Gossipol dapat merusak epitel seminiferus namun tidak
mengubah fungsi endrokin testis. Suatu
zat yang dapat menginhibisi produksi sperma, berasal dari cotton seed.
Efek samping: hipokalemiaà dapat menyebabkan paralisis transien
d.
Kombinasi
testosteron dan progesteron.
Penggunaan obat pada reproduksi pria
dibagi dalam 2 hal, yaitu:
1)
Meningkatkan
spermatogenesisà terapi infertilitas
2)
Menurunkan
spermatogenesisà metode kontrasepsi
Penatalaksanaan pasangan infertil
melalui pertimbangan berbagai kondisi pasangan, sewaktu datang pertama kali,
antara lain:
a)
Lama usia perkawinan
b)
Kondisi dasar pasien/keadaan
awal
c)
Obat-obatan yang dikonsumsi
d)
Sarana dan prasarana yang ada
e)
Pemeriksaan yang sudah
dilakukan
Ditentukan pula:
a)
Lama pemberian terapi
b)
Kapan pemeriksaan hormon
diperlukan.
c)
Kapan perlunya inseminasi dan ART yang lainnya
Obat untuk meningkatkan
spermatogenesis:
a)
Suplemenà Se, Zinc, Vit C, Vit E yang merupakan antioksidan, Carnitin,
Co-enzimQ
b)
Pentoksifiin
c)
Fitofarmakaà tribulus, ginseng, cordiceps, echinace
e.
Hormon
1)
FSH/LH,
androgen
a)
Etiologi
Infertilitas:
|
35 % pasangan suami istri
|
|
20%
|
|
30%
|
|
5%
|
|
10%
|
Terapi medis bagi pria infertil dirancang
dengan tujuan untuk meningkatkan produksi spermatozoa yang berkualitas baik dan
membebaskan semen dari bahan toksik dan radikal bebas yang dapat menyebabkan
kerusakan pada membran spermatozoa.
Setiap sel hidup memiliki 500-5.000
mitokondria (The Energy Power House). Mitokondria sperma berkonsentrasi di bagian lehernya. Padahal yang masuk ke
dalam ovum adalah bagian kepala sperma saja. Oleh karena iu DNA mitokondria anak hanya di
dapatkan dari DNA mitokondria sang ibu.
1)
Pentoksifilin
Penggunaan pentoxifylline
sebagai terapi spermatozoa in vitro sudah diketahui menurunkan produksi anion
superoksida menjadi 50%. PAF (Platelet-activating factor), Lyso-PAF, dan
Lysophsphatidyl Cholin telah diperlihatkan dapat untuk meningkatkan motilitas
spermatozoa yang bergerak lurus secara in vitro dan telah dipostulasikan untuk
beraktifitas seagai “ROS scavengers”.
2)
Fitofarmakaà Ginseng, Cordiceps, Herba epimedii, Tribulus terrestris, Echinacea, Curcuma, dan Silybum marianum.
3)
Idealnya preparat Herbal
dibidang sexologi (andrologi) adalah memiliki efek:
(a)
Relaksasi: mengatasi stress dan
rasa cemas.
(b)
Aprodisiak: meningkatkan gairah
seksual
(c)
Tonic: meningkatkan stamina dan
vitalitas
(d)
Adaptogen: meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap stress fisik dan mental.
(e)
Keseimbangan kadar hormon
(meningkatkan keseimbangan hormon testoteron).
4)
Peran Androgen (Mestrolon dan
Testosteron)
(a)
Perkembangan & fungsi
Testis
(b)
Maturasi Spermatozoa
(c)
Karakter Seks Sekunder
(d)
Perkembangan serabut otot
(e)
Meningkatkan libido
(f)
Stimulasi Spermatogenesis
5)
Obat yang
Menurunkan Spermatogenesis
(a)
Non-Hormonal
(b)
Zat sintetikà nitrogen mustard; alkylating agent (nitrofuran, dinitropiral,
kolkisin, antiamuba.
(c)
Antineoplastik
(d)
Hormonal
(1)
Agonist &
antagonist LH dan GnRH
(2)
Hormon
inhibin
(3)
Hormon
androgen
(4)
Kombinasi
androgen dan progestin
(5)
Antiandrogen
(cyproterone acetate)
6)
Perbedaan
antara obat GnRH agonis dan GnRH antagonis: GnRH agonis memiliki efek yang sama
dengan GnRH alamiah yang diproduksi oleh hipotalamus tubuh manusia.
7)
GnRH
antagonis memblok reseptor GnRH alami, sehingga tidak bisa diproduksinya GnRH
sehingga produksi gonadotropin (LH dan FSH) menurun.
8)
Pada
pemakaian jangka panjang GnRH agonis, lama kelamaan akan memiliki efek
antagonis. Pada awalnya GnRH agonis dapat meningkatkan produksi GnRH, sehingga
FSH dan LH juga diproduksi banyak, akan tetapi dalam penggunaan jangka panjang
dan beredar banyak dalam sirkulasi tubuh (dalam bentuk depo/granul-granul
kecil/tidak pulsatil/kontinu)--> menyebabkan reseptor GnRH
terdeplesi/tersembunyi--> tidak bekerja lagi reseptornya--> produksi FSH
dan LH menurun.
9)
Pulsatil
memiliki makna yang antagonis dengan kontinu/depo. Kalau pulsatil, berarti
dalam jangka waktu tertentu, 60 detik sekali, akan dikeluarkan sekretnya. Sedangkan kontinu, dilakukan perubahan
pada asam amino penysunnya sehingga sekresi tidak berlangsung secara teratur.
10)
Antiandrogen:
menghambat reseptor hormon androgen. Contoh antiandrogen: Finesterid. Kerja
obat ini tidak menduduki reseptor androgen, akan tetapi menghambat enzim 5-alfa
reduktase yang digunakan untuk mengubah testosteron menjadi Dehidrotestosteron
(DHT) yang merupakan bentuk aktif hormon testosteron untuk perkembangan organ
genitalia eksterna pada pria.
C. Pengobatan
farmakologi gangguan kesehatan lain reprodusi pria
Gangguan ini dapat dibagi menjadi beberapa kategori
seperti berikut:
1.
Gangguan
perkembangan
2.
Disfungsi
pituitari
3.
Tiroid
atau adrenal
4.
Penyakit
infeksi akibathubungan seksual
5.
Tumor
jinak dan ganas
6.
Disfungsi
seksual
Gangguan
perkembangan
1.
Kriptorkidisme
( gagalnya testis untuk turun ke skotrum di dalam abdomen mengganggu
pembentukan sperma pada saat lahir).
a.
Testis
yang tidak turun dikaitkan dengan fertilitas, karena temperatur yang tinggi.
b.
Pria
yang testisnya tidak turun memiliki resiko terkena kanker testis 35-50x >
daripada pria normal.
Hormon-hormon
testosteron dan human chorionik gonadotropin (HCG) sering dipakai untuk
mengobati anak laki-laki yang menderita kriptorkidisme.
Pengobatan
:
1)
Dimulai
pada usia 6 tahun.
2)
Dosis
HCG yang dipakai untuk anak laki-laki adalah 500-4000 UI diberikan secara intramuskular 2-3x/mg
Reaksinya: Sakit kepala, iritabel, puber dini,,
ginekomastia-danedema
Pembedahan
Pubertas yang terlambat didiagnosa aabila ciri-ciri
seks sekunder tidak timbul setelah seorang laki-laki mencapai usia 14 tahun.
Pada kebanyakan kasus hipotalamik-pituitari-gonad ini dalam keadaan yang baik
tetapi pematangannya terlambat.
Terapi:
a.
Testosteron bisa
direkombinasikan
b.
Sampai
5% dari kasus semacam ini terdapat insufisiensi sekresi GnRH, LH, FSH, atau
terapi penggantian androgen akan dilakukan
Gangguan pituitari,
tiroid dan adrenal
- Hipogonadisme
- Suatu keadaan kekurangan yang biasanya disebabkanoleh suatu lesi atau cedera traumatik dari pituitari anteriorseperti diabetes
- Dapat juga terjadi sekunder akibat proses penyakit lain
Akibatnya:
- Pada pria yang belum puber akan menyebabkan kurangnya ciri-ciri seks sekunder dan infertilitas
- Pria dewasa dapat mengalami atrofi testis dan berkurangnya libido, kemampuan seks, pertumbuhan jambang dan tonus otot.
- Pengobatan:
- Monotropin 1 ampul yang mengandung 75 IU LH dan FSH, disuntikkan secara intramuskular selama bertahun-tahun dapat merangsang produksi testosteron.
- Menotropin (pergonal) merupakan indikasi apabila kadar LH dan FSH rendah.
- Dosisnya adalah 1 ampul 3x/minggu. Obat ini diberikan secara berurutan dengan HCG 2000 IU secara intramuskular 2x/minggu.
- Setelah dicampur dengan salin steril 1-2 ml, obat ini harus segera dipakai.
Reaksinya: Mual, muntah, diare, ginekomastia, demam.
Hipertiroidime
Suatu keadaan dimana hormon tiroidime
memberikan efek yang lebih besar dari normal. Karena produksi hormon tiroid
saling berkaitan dengan kadar FSH, LH, testosteron dan
estradiol,hipertiroidisme dapat menyebabkan peningkatan/penurunan keinginan
seksusl, disfungsi ereksi dan gangguan pembentukan sperma. Suatu defisiensi produksi hormon tiroid,
dapat merupakan kelainan kongenital atau sebagai akibat dari kurangnya produksi
hormon tiroid atau hambatan pengaruh hormon pada organ target. Keadaan ini
dapat menyebabkan terhambatnya keinginan seksual dan disfungsi ereksi..
penggantian hormon tiroid merupakan pengobatan terpiihnya.
Pengobatan:
1.
Tiroidektomi
2.
Obat-obat
untuk penatalaksanaan hipertiroidisme
Propiltiokerja kerja : gangguan pembentukan hormon tiroid.
Metimazokerja : penghambat kerja hormon
tiroid.
Propanolol kerja : menurunkan respons sistem saraf sistemik terhadap
hipertiroidisme
Yodium radioaktif kerja : merusak jaringan tiroid.
Pada penyakit
addison
Terjadi
kekurangan aldesteron kortisol dan mineralokrotiroid.
Akibatnya : pria
yang mengalami penyakit addison bisa mengalami hambatan keinginan seksual,
disfungsi erksi atau hilangnya kesuburan.
Pengobatan :
melibatkan glukokortikoid dan kemungkinan terapi penggantian mineralokortikoid
.
Penyakit akibat hubungan
seksual
1.
Infeksi saluran kemih akut.
Timbul pada saluran kemih bagian bawah ( uretritis,
sistitis, prostatitis ). Atau pada saluran kemih bagian atas ( pielonefritis) Penyebab :
Escherichia coli, proteus, klebsiella, entero-bacter, serratia dan pseudomonas
dan kokus gram positif staaphylococcus saprophyticus dan staphylococcus aureus. Penularan
melalui hubungan seksual dapat dikolonisasikan dalam air kemih. Pada individu
yang dikateter, yang menderita diabetes, jamur dan candida dapat jadi penyebab
infeksi simtomatik akut.
2.
Prostatitis
Pengobatan pencegahan dosis rendah , misalnya trimetopri
100 mg/hari atau nitrofurantion 50 mg/hari.
3.
Orkitis
Infeksi akut testis, s( mumps ) sbg komplikasi dari
parotitis setelah puber. Penyebab : escherichia coli, klebsiella pneumoniae, pseudomonas
4.
Epididimitis
Infeksi akut dari epididimis.aeruginosa, streptococcus
dan stapilococcus. Keduanya disebabkan akibat penyebaran mikroba. Dari saluran kencing, jg
bisa timbul setelah pembedahan genitourinari. Pengobatan : dengan
antibiotik sesuai indikasinya.
Tumor jinak dan ganas
1.
Karsinoma penis insidennya
< 1 % dari keganasan pria.
Tumor in situ diobati dengan eksisi lokal, terapi
radiasi dan pemberian krim atau larutan 5-fluorourasil lokal. Karsinoma invasif
diobati dengan reseksi penis dan pembuangan kelenjar limfe, diikuti dengan
kemoterapi dan radiasi
2.
Kanker prostat merupakan 10 % dari semua kematian akibat kanker pada
pria amerika.
Penyebabnya : tidak diketahui. Predisposisi genetik,
hormonal, faktor lingkungan, patogen yang di transmisi melalui hubungan seksual
dan gangguan imunologi telah dikaitkan dg penyakit ini. Kebanyakan
adenokarsinoma metastase ke kelenjar limfe, tulang paru-paru, hepar dan
adrenal. Pengobatan dapat mencakup kombinasi reseksi bedah , krioterapi,
pemberian estrogen, terapi radiasi, kemoterapi dan penahan sakit. Agen antineoplastik
yang dipakai meliputi :estramustin fosfat, prednimustin, sisplatin,
5-fluorourasil, melfalam, hidroksiurea dan siklofosfamid.
3.
Sel Tumor testis meliputi tumor
sel germinal gana dan tumor secara sel sertoli atau Leydig.
Pengobatan tergantung dari tipe dan stadium tumor.
Pembedahan, radiasi dan kemoterapi diberikan secara sendiri-sendiri atau
kombinasi. Regime PVB sering menjadi pilihan. Kombinasi kemoterapi yang sering
dipakai untuk kanker testis adalah sbb. Protokol kemoterapi untuk
kanker testis
BEP
|
PVB
|
VAB-6
|
sesudah
remisi
|
Bleomisin
|
Cisplatin
|
Vinblastin
|
Lfosamid
|
Etoposid
|
Vinblastin
|
Aktinomisin-D
|
Cisplatin
|
Cisplatin
(lfosamid)
|
Bleomisin
(lfosamid)
|
Bleomisin
|
etoposid
|
Cisplatin
Sinklophosfamid
|
Efek samping yang sering timbul pd kemoterapi kanker testis dengan
regimen PVB antara lain:
Mielosupresi, nefrotoksik, mual dan muntah, berat badan berkurang,
anemia, illeus, toksisitas pulmonar, ototoksitas, neuropati perifer, fenomena
raynaud, alopesia, hipomagnesemia, stomatitis, infertilitas, sistitis hemoragik
( dengan ifosamid)
Pria mendapat kanker payudara sebanyak 1 % dari semua kasus. Timbul
setelah usia 60 tahun.
1.
Pengobatan meliputi pembedahan,
radiasi, kemoterapi dan endokrin.
2.
Regimen kemoterapi yang sering
dipakai untuk kanker payudara pada pria
3.
Estrogen + progestin dan
tamoksifen
4.
Siklofosfamid + metotreksat +
fluorourasil ± prednisone
5.
Siklofosfamid + doksorubisin ±
flurourasil
Disfungsi seksual
Adalah ketidakmampuan untuk keinginan seksual, ereksi,ejakulasi, dan
pemulihan fase siklus respons seksual.
Terhambatnya keinginan seksual mungkin terjadi akibat :
a.
Defisiensi
androgen
b.
Perubahan
sistem saraf ousat
c.
Gangguan
afektif
d.
Ketidakharmonisan
hubungan seksual
Disfungsi seksual
karena :
Sebagai akibat masalah
psikoemosional
a.
Insufisinsi
vaskular
b.
Gangguan
neurologik
c.
Defisiensi
androgen
d.
Penyakit
pada penis.
Obat- obat yang
digunakan untuk mengobati disfungsi seksual a.l :
a.
L-dopa : Merangsang libido dan mengobati disfungsi ereksi
pada pasien parkinson.
b.
Inhibitor
MAO bersama psikoterapi : Ejakulasi prematur
c.
Obat
vasoaktif lokal : papaverin, fentolamin, prostaglandin E, nitrogliserin,
yohimbin, vaso sereksi karena insufisiensi vaskuler.istemik untuk disfungsi
aktif
Obat-obat yang menyebabkan disfungsi
seksual pada pria
Kategori
obat nama obat atau kelompok obat
a.
Antikolinergik : atropin, skopolamin, benztropin,
triheksfenidil.
b.
Antidepresan : antidepresan trisiklik, inhibitor monoamin
oksidase
c.
Antihistamin :
simetidin, difenhidramin, hidroksizin.
d.
Antihipertaensi :
penghambat ganglion simpatolitik pusat, penghambat postganglionik, penghambat
reseptor alfa dan beta, deuretik.
e.
Antipsikotik. : fenotiazin, tioxanten, butirofenon, litium
f.
Sedatif
dan obat social
g.
Alkohol, barbiturat,
diazepam, klordiazepoksid, kanabis, kokain, opiat, metadon
h.
Lain-lain
: asam aminokaproat, baklofen, steroid,
etionamid, perheksilin, digoksin, agen kemoterapeutik.
Terapi Androgen
Terapi androgen dipakai terutama pada pria yang kekurangan andogen untuk mengembangkan atau
mempertahankan ciri-ciri seks sekunder, mempromosikan pembentukan sperma, dan mengobati disfungsi ereksi. Untuk penggantian yang sempurna, cara intramuscular
adalah yang paling efektif. Dosis yang memberikan kadar yang tetap sebesar 10
mg/hari, walaupun obat boleh diberikan dua sampai lima kali seminggu. Pengobatan jangka panjang dengan kadar ini seharusnya memberikan maskulinisasi sempurna apabila pengobatan dimulai cukup dini. Jika terapi dimulai setelah usia 25,
maskulinisasi sempurna mugkin tidak dapat dicapai, tetapidapat terjadi sedikit virilisasi. Terapi transdermal yang dipakai setiap hari di
skrotum mempertahankan konsentrasi normal testosterone di plasma. Keuntungan dari cara ini adalah tidak diperlukannya suntikan. Berbagai campuran androgenic dan anabolic
steroid dengan estrogen, vitamin, atau obat-obat lain tersedia dipasaran bebas. Obat-obat ini mahal, jumlah
relative dari komponen-komponen nya tetap, dan pemakaiannya harus dihindari.
Indikasiterapi Androgen
Indikasi yang paling jelas untuk terapi androgen adalah devisiensi produksi
testosterone oleh testis. Hipogonadisme adalah kegagalan testis untuk mensekresikan androgen. Biasanya hal ini diketahui bila puber terlambat sampai pada usia
15-17 tahun. Dilakukan pemeriksaan fungsi hipothalamus dan pituitari. Terapi
percobaan selama 4-6 bulandengan androgen menjadi indikasi, diikuti dengan
suatu periode istirahat untuk re-evaluasi. Jika diperlukan terapi yang lebih
panjang, diberikan testosteron cipionat atau testosteron enantat, dimulai
dengan dosis 100mg IM setiap 2 minggu selama 6-12 bulan, ditingkatkan
perlahan-lahan sampai 200 mgsetiap 2 minggu. Kadar testosteron plasma
harus dipantau dan dosis disesuaikan
seperlunya untuk mempertahankan kadar yang normal. Anemia refrakter pada pria
dan wanita kadang-kadang diobati dengan androgen karena androgen meningkatkan
pembentukan sel-sel darah merah. Kadang-kadang androgen dipakai apabila anemia
berhubungan dengan kegagalan suumsum tulang atau kegagalan ginjal. Jika
diketahui adanya respon yang positif maka terapi harus dihentikan sementara untuk
memastikan bahwa terapi androgen menyebabkan perbaikan. Pada edema
angioneurotik herediter suatu gangguan pembekuan otosomal dominan aktivasi
omplemen tidak mendapatkan halangan, menyebabkan meningkatnya permiabilitas
pembuluh darah dan penyebabkan serangan angiodema. Androgen 17 alfa-alkali yang
diberikan per oral seperti danazol efektif dalam mengatasi masalah ini baik
pada pria maupun wanita. Retardasi pertumbuhan yang tidak berkaitan dengan
insufisiensi pituitari diobati dengan androgen. Terapi dilakukan 6 bulan
sebelum epifisis menutup tetapi setelah usia 9 tahun akan menyebabkan
pertumbuhan liar tanpa efek yang merugikan secara permanen pada hipotalamus,
pituitari atau pematangan gonad. Tidak diketahui apakah pengobatan berpengaruh
pada tinggi badan pada waktu dewasa. Osteoporosis pasca klimatorium
pada pria dan wanita memberikan respon yang baik terhadap pengobatan androgen. Karsinoma
payudara yang sudah lanjut pada wanita diobati secara paliatif dengan androgen.
Biasanya wanita ini belum menopauseatau
hampir menopause dan tumornya dirangsang oleh estrogen. Bentuk testosterone
yang paling efektif adalah yang paling androgenic. Danazol bisa dipakai untuk
mengobati endometriosis jika terapi lain tidak efektif atau merupakan
kontraindikasi. Pemakaian androgen yang lain meliputi pengobatan disfu, oligosperma,
dan kriptorkidisme. Steroid anabolic dapat dipakai untuk mengobati pembuangan
jaringan yang berkaitan dengan penyakit menahun berat atau trauma.
Efek Samping
Efek samping dari terapi androgen meliputi sakit perut, mual,
insomnia, diare, atau konstipasi, tempat bekas suntikan menimbul atau merah,
air liur bertambah banyak, nyeri di mulut, dan dorongan seksual meningkat atau
menurun.Jika efek samping menetap, memburuk atau mengganggu kesehatan harus
diberitahu.
Reaksi Yang Merugikan
Efek virilisme tidak cukup memadai apabila klien bukan seorang pria
dewasa yang hipogonad. Wanita berisiko akan timbulnya manifestasi seperti
jerawat dan kulit berminyak, pertumbuhan rambut di wajah, dan suara seperti pria,
keadaan ini dapat menetap. Bisa juga timbul menstruasi yang tidak teratur atau
amenorhae, ovulasi atau laktasi tertekan, rambut bertambah banyak atau menjadi
botak dan pembesaran kklitoris.Kebanyakan
dari reaksi yang merugikan ini akan pulih kembali setelah terapi jangka
pendek. Tetapi pada terapi jangka panjang seperti pada pengobatan kanker
payudara, keadaan ini dapat menetap. Anak-anak yang mendapatkan androgen dapat
mengalami virilisasi yang menyolok (pertumbuhan cirri-ciri seks sekunder pada
pria) atau feminisasi dan gangguan pertumbu8han tulang.Selama kehamilan
androgen dapat melewati plasenta dan menimbulkan maskulinisasi pada janin. Pria hipogonad
dapat mengalami ereksi yang sering atau menetap, buah dada membesar atau sakit
dan urgensi berkemih.Pemakaian androgen yang terus menerus pada pria normal
dapat mengganggu spermatogenesis.Hitung sprema dapat rendah untuk waktu 3 bulan
atau lebih setelah terapi dihentikan. Reaksi yang merugikan yang lebih jarang dijumpai
meliputi pusing, lemah, perubahan warna kulit, sering sakit kepala, bingung,
gangguan pernapasan, depresi, pruritus, ruam kulit alergi, edema tungkai bawah,
ikterik, perdarahan, parestesi, menggigil, polisitemia, kram otot dan retensi
garam dan air. Karsinoma hati dapat timbbul pada klien yang mendapat 17
alfa-alkali androgen pengganti untuk periode yang lama (misal 1-7 tahun). Kolesterol
serum dapat meningkat selama pengobatan androgen. Perubahan lain pada
pemeriksaan laboratorium mencakup fungsi tiroid dan hati, peningkatan
17-ketosteroid dalam air kemih, dan peningkatan hematokrit. Komplikasi
terapi jangka panjang yang jarang terlihat mencakup nekrosis hepar, peliosis
hepar, tumor hepar dan leucopenia.
Kontraindikasi
Terapi androgen merupakan kontyraindikasi pada kehamilan dan pada
penderita nefrotik , hiperkalsemia, insufisiensi pitutari, disfungsi hepar,
hipertrofi prostat jinak, atau kanker prostat. Pria dengan kanker buah dada
tidak diobati dengan androgen, juga pada wanita yang kankernya tidak tergantung
pada estrogen.Adanya riwayat infark miokardium adalah kontraindikasi.Bayi dan
anak kecil tidak diobati dengan androgen. Pada penderita tekanan
darah tinggi, hiperkolesterolemia, penyakit arteri koronaria, ginekomastis
(pembesaran buah dada) penyakit ginjal, atau gangguan kejang pemberian androgen
harus dilakukan dengan hati-hatu. Juga pada anak-anak sebelum puber karena
adanya kemungkinan terjadi gangguan pertumbuhan dan pada pria lanjut usia,
karena bertambahnya resiko terjadi hipertrofi prostat jinak dan kanker prostat. Steroid anabolic
merupakan derivate testosterone yang dikembangkan untuk memberikan efek
anabolic yang maksimal dan menurunkan efek androgenic.Penyalahgunaan obat ini
di kalangan atlet merupakan maslah yang sedang berkembang.Beberapa atlet dan
pelatih percaya bahwa obat ini dapat meningkatkan kemampuan aerobic, kekuatan,
loss body mass, dan perkembangan otot. Yang lain mendapatkan manfaat dari efek
euphoria dan meningkatkan kemampuan seksual. Tetapi dosis yang dipakai bisa
sampai 30 kali dosis terapeutik, dan banyak reaksi yang merugikan yang berat
dan kadang-kadang menetap telah dilaporkan.Selain itu reaksi yang merugikan
mungkin tidak diketahui sampai beberapa decade sesudahnya.Karena kebanyakan
obat-obat ini didapat secara illegal.Anak muda yang terbiasnya dengan pola
pemakaian obat-obat ini mungkin berisiko untuk menyalahgunakan obat-obat
terlarang lainnya.Semua organisasi atletik besar melarang pemakaian steroid
anabolik. Androgen meningkatkan efek antikoagulan oral, sehingga dosis
antikoaguilan harus diturunkan.Androgen bersifat antagonnis terhadap kalsitonin
dan hormone paratiroid. Karena androgen dapat menurunkan glukosa darah pada
penderita diabetic, dosis insulin atau obat antidiabetik lain harus dikurangi.
Kortikosteroid yang dipakai bersama androgen mengeksaserbasi edema yang dapat
timbul dengan terapi androgen.Barbiturat, fenitoin, dan fenilbutazon mengurangi
efek androgen.
Terapi Anti Androgen
Anti androgen atau antagonis androgen, menghambat sintesa atau kerja androgen. Obat-obat ini mungkin berguna dalam penatalaksanaan hipertrofi prostat,
karsinoma prostat, jerawat, hirsutisme, rambut rontok yang khas pada pria, sindroma virilisasi pada wanita, dan pubertas dini pada anak laki-laki.
Efektivitas obat ini untuk menghambat dorongan seks pada pria pelanggar seks masih kontrofersial dan tidak didukung oleh dokumentasi yang baik.
GnRH atau analognya seperti leuprolid adalah penghambat sintesa testosterone yang efektif. Jika agen ini diberikan dalam waktu yang
lama, kadar LH dan testosterone akan menurun. Dua tipe obat telah dikembangkan untuk menghambat kerja
testosterone: Antagonis, reseptor, androgen dan agen yang menghambat konversi
testosterone menjadi bentuk aktifnya, dihirotestosteron.
Terapi Androgen Alami
Androgen alami
1. Testosteron
Dosis IM : 10 – 20 mg
2-3x seminggu, PO : 10 -40 mg setiap hari, bukal : 35-20 mg setiap hari, SK :
150 -3450 mg setiap 33-6 bulan,
Untuk penggantian
androgen, disfungsi ereksi, klimatorium pria, kriptorkidisme.
2. Testosteron
sipinoat
IM 50 - 400 mg setiap
2-6 minggu
Pengganti androgen
oligospermia, karsinoma payudara, disfungsi ereksi, klimatorium pria,
osteoporosis
3. Testosteron
enantat
IM : 50 - 400 mg setiap
2-6 minggu
Pengganti androgen
oligospermia, karsinoma payudara, disfungsi ereksi, klimatorium pria,
osteoporosis
4. Testosteron
propionat
10 – 25 mg 2-4 x
seminggu. Pengganti androgen, disfungsi ereksi, klimatorium pria
Androgen sintetik
1. Danazol
Dosis : PO 100 – 800 mg
setiap hari mula – mula dibagi dalam dua kali minum.
Pemakaian :
endrometriosis, penyakit payudara fibrokistik, angioedema. Dosis awal
diturunkan secara bertahap untuk mendapatkan kebutuhan dosis individu tersebut.
2. Etilestrenol
Dosis : PO 4-8 mg
setiap hari untuk dewasa, sedangkan pada anak 1-3 mg setiap hari.
Efek anabolik
3. Fluoksimesteron
Dosis : PO 2-10 mg
setiap hari dibagi dalam 1-4 dosis.
Pengganti androgen,
pubertas terlambat.
4. Metandrostenolon
Dosis : PO mula – mula
5 mg setiap hari, rumatan 2,5 -5 mg setiap hari.
Osteoporosis
pascaklimaktorium.
5. Metilestosteron
Dosis : PO mula – mula
10 -50 mg setiap hari dalam dosis terbagi, diturunkan untuk dosis rumatan.
Bukal mula – mula 35 – 25 mg setiap hari dalam dosis terbagi, diturunkan untuk
rumatan.
Karsinoma payudara.
6. Nandrolon
dekanoat
Dosis : IM 50 – 200 mg
setiap 1-4 minggu.
Pemakaian : karsinoma
payudara, penyakit ginjal, efek anabolik, osteoporosis.
7. Nandrolon
fenpropionat
Dosis : IM 25 – 100
mg/minggu.
Pemakaian karsinoma
payudara, osteoporosis, efek anabolik, eritropoisis.
Obat
yang terbukti kuat menimbulkan efek teratogenik
No.
|
Obat
|
Efek
teratogenik
|
1
|
Aminopterin,
metotreksat
|
Malformasi
SSP dan anggota gerak
|
2
|
ACE-i
|
Gagal
ginjal berkepanjangan, penurunan osifikasi tempurung kepala, disgenesis
tubulus renalis
|
3
|
Obat-obat
antikolinergik
|
Ileus
mekomium neonatus
|
4
|
Obat-obat
antitiroid (propiltiourasil dan metimazol
|
Gondok
pada janin dan bayi hipotiroidismus, dan aplasia kutis (metimazol)
|
5
|
Karbamazepin
|
Defek
neural tube
|
6
|
Siklofosfamid
|
Malformasi
SSP
|
7
|
Danazol
dan obat androgenik lainnya
|
Maskulinisasi
pada janin perempuan
|
8
|
Dietilstilbestrol
|
Ca
vagina dan defek sistem urogenital
|
9
|
Obat
hipoglikemik
|
Hipoglikemia
neonatal
|
10
|
Litium
|
Ebstein’s
anomali
|
11
|
Misoprostol
|
Moebius
sekuens
|
12
|
NSAIDs
|
Kontraksi
duktus arteriosus, enterokolitis nekrotikans
|
13
|
Parametadion
|
Defek
wajah dan SSP
|
14
|
Fenitoin
|
(SSP)
|
15
|
Obat-obat
psikoaktif (barbiturat, opioid, dan benzodiazepine)
|
Gangguan
pertumbuhan dan defisit SSP neonatal. Withdrawal syndrome jika obat diminum
pada akhir periode kehamilan
|
16
|
Retinoid
sistemik (isotretinoin dan atretinat)
|
Defek
SSP, kardiovaskular, dan kraniofasial
|
17
|
Tetrasiklin
|
Anomali
pada gigi dan tulang
|
18
|
Talidomid
|
Fokomedia
dan defek organ internal
|
19
|
Trimetadion
|
Defek
pada wajah dan SSP
|
20
|
Asam
valproat (valproic acid)
|
Defek
neural tube
|
21
|
Warfarin
|
Defek
skeletal dan SSP, Dandy-Walker syndrome
|
Androgen alami diantaranya yaitu testosterone, testosterone sipionat, testosterone enantat,
testosterone propionate.
KontraIndikasi:
1. Kehamilan
2. Nefrosis
3. Hiperkalsemia
4. Insufisiensi
pituitary
5. Gangguanfungsihepar
6. Hipertrofiprostatjinak
7. Kankerprostat
8. Riwayatinfarkmiokardium
9. Status
prapubertas
10. Kankerpayudara
yang tidaktergantungpada estrogen
Interaksi
1. MenambahkerjaAntikoagulan
2. Mengurangiefekbarbiturat,
fenitoin, fenilbutazon
3. Antagoniskalsitonin,
paratiroid
4. Menurunkankadarguladarahpadapenderita
diabetes
Farmakokinetik
1. Absorpsi:
IM: Diabsorpsidenganbaik
2. Distribusi:
PP: TD
3. Metabolisme:
t ½: 10 – 100 menit
4. Eliminasi:
tinjamelaluiempedudanurin
Farmakodinamik
1. PO:
Mulakerja: TD
P:
1-2 jam
L:
2 hari
2. IM:
Mulakerja: TD
P:
TD
L:
bervariasidari 1 – 8 minggu
EfekTerapeutik
Mencapai kadar androgen normal, Memperlambat perkembangan kanker payudara yang tidak tergantung pada estrogen
EfekSamping
Sakit perut, Insomnia, Diare, Konstipasi, Biduran, Iritasi pada tempat suntikan, Bertambahnya ludah, Sakit pada mulut, Meningkatkan atau mengurangi libido
Reaksi Yang Merugikan
Jerawat, Maskuloinisasi, Mentruasi tidak teratur, Kebeletinginberkemih, Ginekomastia, Priapisme, Pusing, Lemah, Kulit menjadi merah, Sakitkepala, Kekacauan mental, Distress pernapasan, Depresi, Mual, Muntah, Pruritus, Reaksialergi, Edema, Ikterus, perdarahan, Nekrosishepar, Peliosishepatis, Tumor-tumor hati, Lekopenia
Antagonis reseptor androgen.
Siproteron asetap, suatu progresteron aktif yang diberikan secara oral, adalah suatu antagonis
androgen yang kuat.Obat ini juga menekan sekresi LH dan FSH dan memiliki kualitas progesstasiona. Siproteronastat bersaing dengan dehidrotestosteron untuk mengikat reseptor
androgen.Dosisnya 100mg sehari. Libido akan menghilang dalam waktu 2 minggu setelah pengobatan dimulai, akan pulih kembali dalam 2 minggu setelah pengobatan dihentikan.
Siproteronastat dapat menghentikan pertumbuhan anak muda, Telah dilaporkan menimbulkan jerawat dan rambut rontok. Flutamid
(Euleksin) adalah suatu obat bukan steroid yang bersaing dengan androgen untuk menduduki reseptor
androgen. Pria yang mendapatkan flutamid menunjukkan peningkatan kadar LH dan
testosterone dalam plasma. Sangat berguna untuk menghambat kerja androgen adrenal pada pria yang testisnya sudah dibuang atau padapria yang
mendapatkan GnRH secara terus-menerus. Juga bermanfaat bagi wanita yang produksi LH-nya tidak berada di bawah kendali androgen. Flutamid dipakai bersama menghambat GnRH atau estrogen dalam pengobatan kanker prostat. Telah dilakukan percobaan untuk mengobati hirsutisme
(rambut abnormal) pada wanita dengan kombinasi flutamid dan kontrasepsi oral. Flutamid merupakan kontraidikasi pada kehamilan karena menembus plasenta. Flutamin tersedia dalam kapsul 125 mg.
untuk mengobati kanker prostat, flutamid 250 diminum tiga kali sehari bersama antagonis GnRH seperti leuprolid. Finazterid,
suatu steroid, menghambat konversi testoteron menjadi dihidrotestosteron. Agen oral aktif ini menurunkan konsentrasi dari dihidrotestosteron dalam plasma
dan di dalam prostat tanpa meningkatkan konsentrais LH atau testosterone plasma.Finazterid telah dicoba untuk mengobati hipertrofi prostat jinak.
Top 10 Casinos Near San Diego, CA - Mapyro
BalasHapusCasinos Near San Diego · 경산 출장안마 1. Funner Inn & Suites · 2. San Diego Sun 부산광역 출장샵 Casino · 3. Desert Inn & Suites San 충주 출장샵 Diego · 4. Wildhorse Resort & Casino · 김포 출장샵 5. Bellagio Resort 영천 출장샵