Selasa, 08 Oktober 2013

HIPOTESIS DAN PERTANYAAN DALAM PENELITIAN

 METODOLOGI RISET
by: Vinsensius Bate

HIPOTESIS DAN PERTANYAAN DALAM PENELITIAN

A.    Hipotesis
1.      Pengertian Hipotesis Dalam Penelitian.
Hipotesa berasal dari penggalan kata ”hypo” yang artinya ”di bawah” dan thesa” yang artinya ”kebenaran”, jadi hipotesa yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan berkembangan menjadi Hipotesa. Pengertian Hipotesa menurut Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan masalah. Sering kali peneliti tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawaban melalui penelitian yang dilakukan. Dari kedua pernyataan tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah suatu dugaan yang perlu diketahui kebenarannya yang berarti dugaan itu mungkin benar mungkin salah.
2.      Jenis-jenis Hipotesa
Menurut Suharsimi Arikunto, jenis Hipotesa penelitian pendidikan dapat di golongkan menjadi dua yaitu :
a.       Hipotesa Kerja, atau disebut juga dengan Hipotesa alternatif (Ha). Hipotesa kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y,  atau  adanya perbedaan antara dua kelompok
b.      Hipotesa Nol (Null hypotheses) Ho. Hipotesa nol sering juga disebut Hipotesa statistik,karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Bertolak pada pemikiran diatas dapat penulis kemukakan bahwa dalam  penelitian ini penulis mengajukan hipotesis kerja dan hipotesis nihil (nol).

3.      Contoh Hipotesa yang diajukan dalam penulisan penelitian.
a.       Hipotesis Kerja (H1)  ” Pembelajaran Matematika dengan Penerapan Model Sinektiks lebih  efektif dibandingkan dengan pembelajaran matematika tanpa Penerapan  Model Sinektiks Terhadap Proses Belajar Bidang Studi Matematika Sub Pokok Bahasan Persamaan Linear ”.
b.      Hipotesis Nihil (H0) ” Pembelajaran Matematika dengan Penerapan Model Sinektiks tidak efektif dibandingkan dengan pembelajaran matematika tanpa Penerapan Model Sinektiks Terhadap Proses Belajar Bidang Studi Matematika Sub Pokok Bahasan Persamaan Linear ”.
4.      Karakteristik Hipotesis yang Baik
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal tersebut diantaranya
a.       Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
b.      Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel
c.       Hipotesis harus dapat diuji
d.      Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
e.       Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
a.       Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variable
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.

b.      Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
c.       Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
d.      Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.
5.      Menguji hipotesis
Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis , apakah harus menerima atau menolak hipotesis. Ada bahayanya seorang peneliti cenderung untuk menerima atau membenarkan hipotesisnya, karena ia dipengaruhi bias atau perasangka. Dengan menggunakan data kuantitatif yang diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran.
6.      Kriteria penyusunan hipotesis
Menyusun Hipotesis berupa pernyataan tentative yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya.
7.      Cara merumuskan Hipotesis
Cara merumuskan hipoteis ialah dengan tahapan: Rumuskan Hipotesis penelitian, Hipotesis operasional, dan Hipotesis statistik.
a)      Hipotesis penelitian ialah Hipotesis yang kita buat dan dinyatakan dalam bentuk kalimat.
Contoh:
(1)   Ada hubungan antara gaya kepempininan dengan kinerja pegawai
(2)   Ada hubungan antara promosi dan volume penjualan
b)      Hipotesis operasional ialah mendefinisikan Hipotesis secara operasional variable-variabel yang ada didalamnya agar dapat dioperasionalisasikan.
Contoh:
(1)   “Gaya kepemimpinan” dioperasionalisasikan sebagai cara memberikan instruksi terhadap bawahan.
(2)   Kinerja pegawai dioperasionalisasikan sebagai tinggi rendahnya pemasukan perusahaan.
Hipotesis operasional dijadikan menjadi dua, yaitu Hipotesis 0 yang bersifat netral dan Hipotesis 1 yang bersifat tidak netral Maka bunyi Hipotesisnya: H0: Tidak ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi – rendahnya pemasukan perusahaan. H1: Ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi – rendahnya pemasukan perusahaan.
c)      Hipotesis statistik ialah Hipotesis operasional yang diterjemahkan kedalam bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih oleh peneliti.
Contoh: Asumsi kenaikan pemasukan sebesar 30%, maka Hipotesisnya berbunyi: H0: P = 0,3  0,3H1: P 
8.      Jenis  hipotesis
Bentuk hipotesis tidak dapat dipisahkan dengan jenis riset pada jenis riset deskriptf. Hipotesisnya akan berupa hipotesis deskriptif, pada riset komparatif maka hipotesisnya akan berupa hipotesis komparatif , sedangkan pada riset asosiatif maka hipotesisnya maka hipotesisnya akan berupa hipotesis asosiatif. Hipotesis dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
a.       Hipotesis deskriptif
Merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah deskriptif.
b.      Hipotesis komparatif
Merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah komparatif.
c.       Hipotesis asosiatif
Merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah asosiatif.
d.      Hipotesis riset berbeda dengan hipotesis statistic.
Hipotesis riset adalah dugaan sementara yang hendak diuji kebenarannya dalam suatu riset yang menggunakan sampel. Suatu riset dapat memiliki hipotesis riset, tetapi tidak memiliki hipotesis statistic jika riset yang dilakukan tidak menggunakan sampel melainkan meneliti seluruh populasi.

B.     Pertanyaan penelitian
Inti dari suatu penelitian ialah dikarenakan adanya masalah yang perlu diatasi, ada fenomena yang belum diketahui dan penting untuk diketahui. Cara peneliti untuk merumuskan hal tersebut secara jelas ialah dengan membuat pertanyaaan penelitian yang akan di jawab dalam penelitian.
Pertanyaan dalam penelitian merupakan pertanyaan yang efektif, menarik, relevan, harus jelas, dan dapat diteliti. Ciri-ciri merumuskan pertanyaan yang baik yaitu: Aktual,  Adanya paradoks, dan dilakukan dengan pendekatan yang berbeda. Pertanyaan dalam penelitian dapat dibagi dalam dua kategori:
1.      Pertanyaan umum (general research questions)
Pertanyaan umum adalah pertanyaan yang lebih abstrak dan biasanya tidak dapat dijawab secaralangsung (karena sangat umum). Contohnya: Faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan minat baca seorang siswa?
2.      Pertanyaan spesifik (specific research questions)
Pertanyaan spesifik adalah pertanyaan yang lebih rinci, lebih khusus dan  jelas. Pertanyaan ini dapat dijawab secara langsung karena secara langsung mengacu pada data-data penelitian yang akan dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Contohnya:
a.       Pertanyaan umum:
Faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan minat baca seorang siswa?
b.      Pertanyaan khusus:
1)      Apakah hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat baca seorang  siswa?
2)      Apakah tingkat minat baca dipengaruhi oleh tingkat pendapatan orang tua?

C.    Hubungan teori, hipotesis, dan pertanyaan dalam penelitian
Pertanyaan dalam penelitian timbul akibat adanya kerancuan/ketidak sesuaian antara teori dengan fakta. Kemudian dari pertanyaan pertanyan tersebut timbul hipotesis-hipotesis akibat keingin tahuan dan hubungan sebab akibat antara kenapa dan mengapa. Apabila suatu percobaan telah berhasil membuktikan kebenaran hipotesis, Maka hipotesis tersebut kemudian menjadi teori.

























DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakrta : PT. Rineka Cipta
J. Bring, Pamela dan Marilyn J. Wood. 2000. Langkah Dasar Dalam Perencanaan Riset Keperawatan Edisi 4. Jakarta: EGC
Suparmoko, M. 2009. Metode Penelitian Praktis Edisi 4. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta
Yani, Achir S. 1999.  Buku Ajar Riset Keperawatan 1. Jakarta : PT. Widya Medika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar