METODOLOGI RISET
by: Vinsensius Bate
HIPOTESIS
DAN PERTANYAAN DALAM PENELITIAN
A.
Hipotesis
1. Pengertian
Hipotesis Dalam Penelitian.
Hipotesa berasal dari
penggalan kata ”hypo” yang artinya ”di bawah” dan thesa” yang artinya
”kebenaran”, jadi hipotesa yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan
ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan berkembangan menjadi Hipotesa. Pengertian
Hipotesa menurut Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan masalah. Sering kali
peneliti tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan.
Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawaban melalui
penelitian yang dilakukan. Dari kedua pernyataan tersebut di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa hipotesis adalah suatu dugaan yang perlu diketahui
kebenarannya yang berarti dugaan itu mungkin benar mungkin salah.
2. Jenis-jenis
Hipotesa
Menurut Suharsimi
Arikunto, jenis Hipotesa penelitian pendidikan dapat di golongkan menjadi dua
yaitu :
a. Hipotesa
Kerja, atau disebut juga dengan Hipotesa alternatif (Ha). Hipotesa kerja
menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau
adanya perbedaan antara dua kelompok
b. Hipotesa
Nol (Null hypotheses) Ho. Hipotesa nol sering juga disebut Hipotesa
statistik,karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik,
yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Bertolak pada pemikiran diatas dapat
penulis kemukakan bahwa dalam penelitian
ini penulis mengajukan hipotesis kerja dan hipotesis nihil (nol).
3. Contoh
Hipotesa yang diajukan dalam penulisan penelitian.
a. Hipotesis
Kerja (H1) ” Pembelajaran Matematika
dengan Penerapan Model Sinektiks lebih
efektif dibandingkan dengan pembelajaran matematika tanpa Penerapan Model Sinektiks Terhadap Proses Belajar
Bidang Studi Matematika Sub Pokok Bahasan Persamaan Linear ”.
b. Hipotesis
Nihil (H0) ” Pembelajaran Matematika dengan Penerapan Model Sinektiks tidak
efektif dibandingkan dengan pembelajaran matematika tanpa Penerapan Model
Sinektiks Terhadap Proses Belajar Bidang Studi Matematika Sub Pokok Bahasan
Persamaan Linear ”.
4. Karakteristik
Hipotesis yang Baik
Sebuah hipotesis atau
dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal
tersebut diantaranya
a. Hipotesis
harus mempunyai daya penjelas
b. Hipotesis
harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara
variabel-variabel-variabel
c. Hipotesis
harus dapat diuji
d. Hipotesis
hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
e. Hipotesis
hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut
ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
a. Hipotesis
harus menduga Hubungan diantara beberapa variable
Hipotesis harus dapat
menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis
variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan
kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa
perubahan pada variabel yang lain.
b. Hipotesis
harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat
di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan
mengumpulkan data-data empiris.
c. Hipotesis
harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan
Hipotesis tidak
bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam
beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati
untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah
siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang
dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu
hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
d. Hipotesis
Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan
dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis
dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan
peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.
5. Menguji
hipotesis
Suatu hipotesis harus
dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati
dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi
data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus
menyimpulkan hipotesis , apakah harus menerima atau menolak hipotesis. Ada
bahayanya seorang peneliti cenderung untuk menerima atau membenarkan
hipotesisnya, karena ia dipengaruhi bias atau perasangka. Dengan menggunakan
data kuantitatif yang diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias
itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi
data, dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari
kebenaran.
6. Kriteria
penyusunan hipotesis
Menyusun Hipotesis
berupa pernyataan tentative yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang
kita amati dalam usaha untuk memahaminya.
7. Cara
merumuskan Hipotesis
Cara merumuskan
hipoteis ialah dengan tahapan: Rumuskan Hipotesis penelitian, Hipotesis
operasional, dan Hipotesis statistik.
a) Hipotesis
penelitian ialah Hipotesis yang kita buat dan dinyatakan dalam bentuk kalimat.
Contoh:
(1) Ada
hubungan antara gaya kepempininan dengan kinerja pegawai
(2) Ada
hubungan antara promosi dan volume penjualan
b) Hipotesis
operasional ialah mendefinisikan Hipotesis secara operasional variable-variabel
yang ada didalamnya agar dapat dioperasionalisasikan.
Contoh:
(1) “Gaya
kepemimpinan” dioperasionalisasikan sebagai cara memberikan instruksi terhadap
bawahan.
(2) Kinerja
pegawai dioperasionalisasikan sebagai tinggi rendahnya pemasukan perusahaan.
Hipotesis
operasional dijadikan menjadi dua, yaitu Hipotesis 0 yang bersifat netral dan
Hipotesis 1 yang bersifat tidak netral Maka bunyi Hipotesisnya: H0: Tidak ada
hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi –
rendahnya pemasukan perusahaan. H1: Ada hubungan antara cara memberikan
instruksi terhadap bawahan dengan tinggi – rendahnya pemasukan perusahaan.
c) Hipotesis
statistik ialah Hipotesis operasional yang diterjemahkan kedalam bentuk
angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih oleh peneliti.
Contoh: Asumsi kenaikan
pemasukan sebesar 30%, maka Hipotesisnya berbunyi: H0: P = 0,3 0,3H1: P
8. Jenis hipotesis
Bentuk hipotesis tidak
dapat dipisahkan dengan jenis riset pada jenis riset deskriptf. Hipotesisnya
akan berupa hipotesis deskriptif, pada riset komparatif maka hipotesisnya akan
berupa hipotesis komparatif , sedangkan pada riset asosiatif maka hipotesisnya
maka hipotesisnya akan berupa hipotesis asosiatif. Hipotesis dapat dibagi
menjadi tiga yaitu:
a. Hipotesis
deskriptif
Merupakan jawaban
sementara terhadap perumusan masalah deskriptif.
b. Hipotesis
komparatif
Merupakan jawaban
sementara terhadap perumusan masalah komparatif.
c. Hipotesis
asosiatif
Merupakan jawaban
sementara terhadap perumusan masalah asosiatif.
d. Hipotesis
riset berbeda dengan hipotesis statistic.
Hipotesis riset adalah
dugaan sementara yang hendak diuji kebenarannya dalam suatu riset yang
menggunakan sampel. Suatu riset dapat memiliki hipotesis riset, tetapi tidak
memiliki hipotesis statistic jika riset yang dilakukan tidak menggunakan sampel
melainkan meneliti seluruh populasi.
B.
Pertanyaan
penelitian
Inti dari suatu
penelitian ialah dikarenakan adanya masalah yang perlu diatasi, ada fenomena
yang belum diketahui dan penting untuk diketahui. Cara peneliti untuk
merumuskan hal tersebut secara jelas ialah dengan membuat pertanyaaan
penelitian yang akan di jawab dalam penelitian.
Pertanyaan dalam
penelitian merupakan pertanyaan yang efektif, menarik, relevan, harus jelas,
dan dapat diteliti. Ciri-ciri merumuskan pertanyaan yang baik yaitu:
Aktual, Adanya paradoks, dan dilakukan
dengan pendekatan yang berbeda. Pertanyaan dalam penelitian dapat dibagi dalam
dua kategori:
1. Pertanyaan
umum (general research questions)
Pertanyaan umum adalah
pertanyaan yang lebih abstrak dan biasanya tidak dapat dijawab secaralangsung
(karena sangat umum). Contohnya: Faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan
minat baca seorang siswa?
2. Pertanyaan
spesifik (specific research questions)
Pertanyaan spesifik
adalah pertanyaan yang lebih rinci, lebih khusus dan jelas. Pertanyaan ini dapat dijawab secara
langsung karena secara langsung mengacu pada data-data penelitian yang akan
dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Contohnya:
a. Pertanyaan
umum:
Faktor-faktor apakah
yang berhubungan dengan minat baca seorang siswa?
b. Pertanyaan
khusus:
1) Apakah
hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat baca seorang siswa?
2) Apakah
tingkat minat baca dipengaruhi oleh tingkat pendapatan orang tua?
C.
Hubungan
teori, hipotesis, dan pertanyaan dalam penelitian
Pertanyaan dalam
penelitian timbul akibat adanya kerancuan/ketidak sesuaian antara teori dengan
fakta. Kemudian dari pertanyaan pertanyan tersebut timbul hipotesis-hipotesis
akibat keingin tahuan dan hubungan sebab akibat antara kenapa dan mengapa.
Apabila suatu percobaan telah berhasil membuktikan kebenaran hipotesis, Maka
hipotesis tersebut kemudian menjadi teori.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktis. Jakrta : PT. Rineka Cipta
J. Bring, Pamela dan Marilyn J. Wood.
2000. Langkah Dasar Dalam Perencanaan Riset
Keperawatan Edisi 4. Jakarta: EGC
Suparmoko, M. 2009. Metode Penelitian Praktis Edisi 4. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta
Yani, Achir S. 1999. Buku
Ajar Riset Keperawatan 1. Jakarta : PT. Widya Medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar